Rejanglebong (Antara) - Dinas Perindustian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Rejanglebong Provinsi Bengkulu, menyelidiki penjualan gula merah oplosan yang beredar di daerah itu.

Menurut keterangan Kadisperindagkop UKM Rejanglebong Suhandak, Jumat (26/6), saat ini keberadaan gula aren yang diduga telah dioplos dengan gula pasir dan detergen tersebut banyak beredar di daerah itu menyusul melonjaknya harga jual gula aren sejak awal Ramadhan lalu yang mencapai Rp21.000 per kg.

"Dari Sidak yang kami lakukan ke sejumlah pembuat makanan ringan di Desa Air Meles Atas Kecamatan Selupu Rejang, di mana perajin makanan ini mengaku secara tidak sengaja telah membeli gula merah oplosan dari salah satu pengepul di kawasan Simpang Nangka. Gula merah itu sendiri sudah diserahkan masyarakat ke petugas untuk diteliti di laboratorium," katanya.

Keberadaan gula aren oplosan yang beredar tersebut, kata dia, membuat kalangan konsumen dan perajin gula aren asli dirugikan, karena akan membuat pembeli beralih ke gula merah lainnya.

Pemeriksaan penjualan gula aren yang dilakukan pihaknya itu, tambah dia, akan dilakukan hingga beberapa hari ke depan kepada pedagang pengepul yang ada di Desa Cawang Lama, kemudian di Desa Duku Ulu Kecamatan Curup Timur serta beberapa kecamatan di kawasan Lembak guna mengetahui lokasi pembuatannya.

Untuk itu, dia mengimbau kalangan masyarakat setempat agar berhati-hati jika hendak membeli gula merah yang terbuat dari aren, dengan cara meneliti sebelum membeli serta berani melaporkannya kepada petugas jika menemukan keberadaan gula merah oplosan di pasaran untuk ditindaklanjuti.

Penjualan gula merah oplosan itu sendiri kata dia, sangat berbahaya bagi kesehatan warga yang mengonsumsinya, karen di dalamnya terkandung detergen yang biasanya digunakan untuk mencuci pakaian.

Sementara itu menurut Kandar (39) salah seorang pengepul gula aren di kawasan Pasar Atas Curup, dirinya sudah sering menemukan peredaran gula merah yang diduga sudah dioplos tersebut ditawarkan ke dirinya, namun selalu ditolak karena berbeda dengan gula aren lainnya.

Gula merah oplosan yang biasanya dijual oknum perajin gula ini, kata dia, memiliki ciri tersendiri dan berbeda dengan kondisi gula merah yang asli terbuat dari air aren/nira. Gula merah oplosan memiliki ciri fisik yang lebih keras, tidak mudah pecah dan berwarna lebih terang atau keputihan serta memiliki rasa yang lebih gurih.

"Gula merah ini dibuat dengan campuran gula merah yang dimasak kembali dan dicampur dengan gula putih serta ditergen. Komposisinya gula merah asli 20 persen dan gula putih 80 persen, sedangkan detergen dicampurkan sebagai bahan perekat sebelum dicetak kembali menggunakan batok kelapa," ujarnya.

Gula merah oplosan ini, tambah dia, harganya jauh lebih murah dari gula aren asli. Jika gula aren asli dijual perajin Rp15.000 per kg, maka untuk gula oplosan kisaran Rp12.000-Rp13.000 per kg. ***2***

Pewarta: Nur Muhammad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015