Bengkulu (Antara) - Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu Rinaldi mengatakan kemampuan nelayan setempat menangkap ikan pelagis besar, termasuk jenis tuna masih rendah karena minimnya alat tangkap.

"Alat tangkap yang seadanya membuat pelagis besar, termasuk tuna hanya termanfaatkan 40 persen per tahun," kata Rinaldi di Bengkulu, Minggu.

Ia mengatakan potensi pelagis besar di perairan daerah itu mencapai 68 ribu ton per tahun.

Jenis kapal yang ideal untuk menangkap ikan pelagis besar adalah kapal berbobot 20 gross ton, sedangkan kapal nelayan setempat hanya berbobot 6 GT.

Jenis kapal tersebut hanya layak untuk menangkap ikan pelagis kecil antara lain jenis tongkol, gebur, belato dan lainnya.

"Karena itu perlu meningkatkan kapasitas nelayan dan menambah bantuan kapal berbobot besar," ucapnya.

Rinaldi menambahkan bahwa penangkapan pelagis besar di perairan barat Sumatera sebagian besar dilakukan nelayan dari luar Bengkulu, seperti Sumatera Utara, Lampung dan Jawa.

Penangkapan ikan pelagis besar, khususnya jenis ikan tuna, kata dia, dilakukan nelayan di Kabupaten Kaur yang memiliki teknik tertentu untuk memancing ikan yang bernilai ekonomis tinggi itu.

"Nelayan Kaur punya cara tersendiri memancing tuna yang mereka warisi dari nenek moyangnya," ujarnya.

Data Kementerian Kelautan dan Perikanan menyebutkan bahwa produksi perikanan laut daerah ini pada 2012 sebanyak 34.509 ton.***1***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015