Bengkulu (Antara) - Empat Daerah Aliran Sungai (DAS) yang kondisinya kritis yakni DAS Bengkulu, Ketahun, Padang Guci dan Air Manna, dapat memicu bencana ekologis seperti longsor dan banjir di wilayah Provinsi Bengkulu, kata anggota Forum DAS Bengkulu, Gunggung Senoaji.

"Empat DAS ini kondisinya kritis akibat eksploitasi berlebihan dan perlu segera ditangani," kata Gunggung di Bengkulu, Selasa.

Ia mengatakan kerusakan DAS berpotensi menimbulkan bencana ekologis antara lain longsor, banjir dan erosi.

Selain itu, kerusakan DAS membuat air sungai tidak dapat lagi dimanfaatkan oleh masyarakat.

Sebagian besar DAS kritis tersebut menurut Gunggung akibat aktivitas eksplotitatif di hulu sungai.

Ia mencontohkan DAS Bengkulu yang mengalir dari hulu di Kabupaten Bengkulu Tengah hingga di hilir di Kota Bengkulu yang rusak parah akibat pertambangan batu bara.

"Ada beberapa perusahaan yang mengeksploitasi kawasan hulu sungai, termasuk perusahaan batu bara terbaru yakni Bara Mega Quantum," kata dosen Jurusan Kehutanan Universitas Bengkulu ini.

Kerusakan DAS Bengkulu juga dapat dilihat secara langsung dari pembuangan limbah batu bara ke dalam sungai yang saat ini digali oleh masyarakat sekitar sungai.

Selain DAS Bengkulu, kondisi DAS Ketahun di Kabupaten Bengkulu Utara juga tidak kalah rusak akibat pembukaan kawasan hulu untuk pertambangan batu bara.

Sementara DAS Air Manna dan DAS Padang Guci mengalami kerusakan akibat pembukaan sekitar kawasan hulu untuk perkebunan sawit.

"Pembukaan perkebunan sawit itu menggunakan sistem 'land clearing' di mana erosi akan bermuara ke sungai," katanya.

Dengan kondisi kerusakan tersebut, Forum DAS Bengkulu sudah mengusulkan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Pengelolaan DAs ke DPRD Provinsi Bengkulu.

Draft Raperda tersebut tambah dia sudah pernah dibahas di Badan Legislasi DPRD provinsi namun hingga saat ini belum ada tindak lanjut.

"Dalam draft Raperda itu sudah diatur zonasi tentang aktivitas yang diperbolehkan di hulu hingga ke hilir sungai," katanya.***4***  

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015