Paus Fransiskus mengutarakan harapannya untuk perpanjangan jeda kemanusiaan di Jalur Gaza, serta mengingatkan bahwa bagi semua orang, kecuali produsen senjata, perang selalu menjadi sebuah kekalahan.
“Saya berharap gencatan senjata yang sedang berlangsung di Gaza dapat berlanjut, sehingga semua sandera dapat dibebaskan, dan bantuan kemanusiaan yang diperlukan bisa masuk,” kata Paus Fransiskus pada akhir audiensi umum, Rabu.
Baca juga: Tentara Israel ubah bangunan Palestina di Gaza jadi sinagoge Yahudi
“Perang selalu merupakan kekalahan. Semua orang kalah. Ya, tidak semua orang--ada kelompok yang mendapat banyak uang. Mereka yang membuat senjata. Mereka mendapat banyak uang dari kematian orang lain," lanjut Paus Fransiskus.
Usai berbicara di sebuah Gereja Katolik di Gaza, Paus Fransiskus menceritakan bahwa warga Gaza tidak memiliki air ataupun roti untuk dimakan.
"Rakyatlah yang menderita, bukan mereka yang berperang yang menderita," ujar dia.
Baca juga: Emir Qatar bahas perkembangan Jalur Gaza dengan Presiden Jerman
Pada Senin (27/11), Qatar mengumumkan perpanjangan jeda kemanusiaan selama dua hari, dari semula empat hari, yang telah disepakati oleh Israel dan kelompok Hamas Palestina.
Selama jeda tersebut, Israel menghentikan sementara serangannya di Gaza dan kedua pihak menyetujui masuknya bantuan kemanusiaan serta melakukan pertukaran tahanan.
Para juru runding yang sedang berupaya memperpanjang gencatan senjata enam hari di Gaza meyakini bahwa kesepakatan itu bisa diperpanjang dua hari lagi, kata dua sumber keamanan Mesir pada Rabu (29/11).
Sumber tersebut mengatakan negosiasi untuk pembebasan warga sipil yang menjadi sandera berjalan dengan baik, tapi pembebasan tentara yang ditahan Hamas menemui kendala.
Baca juga: Otoritas Gaza minta bantuan dunia mencari warga Palestina yang hilang
Israel dan Hamas menyepakati jeda kemanusiaan pada Jumat pekan lalu sejak serangan mematikan 7 Oktober 2023.
Sejauh ini, Hamas telah membebaskan 60 perempuan dan anak-anak Israel dari 240 sandera yang mereka tangkap dalam serangan mematikan pada 7 Oktober 2023.
Sebagai gantinya, Israel telah membebaskan 180 tahanan asal Palestina, yang semuanya perempuan dan remaja.
Israel menyatakan bersedia memperpanjang gencatan senjata jika Hamas membebaskan 10 sandera per hari.
Sumber: Anadolu
Update Berita Antara Bengkulu Lainnya di Google News
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023
“Saya berharap gencatan senjata yang sedang berlangsung di Gaza dapat berlanjut, sehingga semua sandera dapat dibebaskan, dan bantuan kemanusiaan yang diperlukan bisa masuk,” kata Paus Fransiskus pada akhir audiensi umum, Rabu.
Baca juga: Tentara Israel ubah bangunan Palestina di Gaza jadi sinagoge Yahudi
“Perang selalu merupakan kekalahan. Semua orang kalah. Ya, tidak semua orang--ada kelompok yang mendapat banyak uang. Mereka yang membuat senjata. Mereka mendapat banyak uang dari kematian orang lain," lanjut Paus Fransiskus.
Usai berbicara di sebuah Gereja Katolik di Gaza, Paus Fransiskus menceritakan bahwa warga Gaza tidak memiliki air ataupun roti untuk dimakan.
"Rakyatlah yang menderita, bukan mereka yang berperang yang menderita," ujar dia.
Baca juga: Emir Qatar bahas perkembangan Jalur Gaza dengan Presiden Jerman
Pada Senin (27/11), Qatar mengumumkan perpanjangan jeda kemanusiaan selama dua hari, dari semula empat hari, yang telah disepakati oleh Israel dan kelompok Hamas Palestina.
Selama jeda tersebut, Israel menghentikan sementara serangannya di Gaza dan kedua pihak menyetujui masuknya bantuan kemanusiaan serta melakukan pertukaran tahanan.
Para juru runding yang sedang berupaya memperpanjang gencatan senjata enam hari di Gaza meyakini bahwa kesepakatan itu bisa diperpanjang dua hari lagi, kata dua sumber keamanan Mesir pada Rabu (29/11).
Sumber tersebut mengatakan negosiasi untuk pembebasan warga sipil yang menjadi sandera berjalan dengan baik, tapi pembebasan tentara yang ditahan Hamas menemui kendala.
Baca juga: Otoritas Gaza minta bantuan dunia mencari warga Palestina yang hilang
Israel dan Hamas menyepakati jeda kemanusiaan pada Jumat pekan lalu sejak serangan mematikan 7 Oktober 2023.
Sejauh ini, Hamas telah membebaskan 60 perempuan dan anak-anak Israel dari 240 sandera yang mereka tangkap dalam serangan mematikan pada 7 Oktober 2023.
Sebagai gantinya, Israel telah membebaskan 180 tahanan asal Palestina, yang semuanya perempuan dan remaja.
Israel menyatakan bersedia memperpanjang gencatan senjata jika Hamas membebaskan 10 sandera per hari.
Sumber: Anadolu
Update Berita Antara Bengkulu Lainnya di Google News
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023