Rejanglebong (Antara) - Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Rejanglebong Provinsi Bengkulu, saat ini tengah memantau stok barang dan harga jual sembako menjelang Hari Raya Idul Fitri di daerah itu.

"Setiap hari ada petugas yang melakukan monitoring harga pasar, petugas ini akan mencatat sejumlah barang yang mengalami kenaikan atau penurunan serta ketersediaan sembako di pasaran," kata Kadis Perindagkop UKM Rejanglebong Suhandak di Rejanglebong, Kamis.

Selain pemantauan oleh petugas khusus, kata dia, pihaknya pada H-7 juga akan menurunkan tim gabungan, antara Disperindag, BPOM, kepolisian serta dari Pemkab Rejanglebong. Tim ini akan melakukan pemeriksaan mendadak (Sidak) ke sejumlah gudang sembako, pedagang serta penjualan di pasar.

Tim gabungan ini nantinya selain memastikan ketersediaan stok, sistem distribusi sembako hingga mencari peredaran bahan makanan atau minuman yang tidak layak dikonsumsi namun masih dijual pedagang seperti menggunakan bahan berbahaya bagi kesehatan, kedaluarsa, maupun yang tidak memenuhi standar kesehatan.

Sejauh ini dari pemantauan di lapangan memasuki pertengahan Ramadhan, perkembangan harga jual sembako masih stabil pascakenaikan di awal bulan puasa lalu, seperti gula pasir Rp12.500 per kg, minyak goreng curah Rp11.500 per kg, beras kelas medium berkisar Rp9.000-Rp9.375 per kg.

Namun untuk telur ayam per karpet (isi 30 butir) justeru mengalami kenaikan untuk ukuran jumbo Rp40.000, sedang Rp38.000 dan ukuran kecil Rp36.000 per karpet.    

"Harganya masih stabil setelah naik pada awal bulan puasa lalu, namun ada juga harganya yang turun seperti daging sapi yang rata-rata turun Rp100.000/Kg. sedangkan untuk stok ketersediaan sembako dalam empat pasar tradisional di Rejanglebong diperkirakan mencukupi hingga lebaran nanti," katanya.***3***

Pewarta: Nur Muhammad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015