Pemerintah China merespon tindakan Korea Utara (Korut) yang meluncurkan rudal balistik jarak jauh dengan menyatakan masalah di Semenanjung Korea sangat rumit.
"China mengetahui perkembangan terkini di Semenanjung Korea. Permasalahan di Semenanjung Korea sangatlah kompleks dan perkembangan saat ini membuktikan bahwa upaya menyelesaikan masalah melalui tekanan militer tidak akan berhasil," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin saat menyampaikan keterangan kepada media di Beijing, China pada Senin.
Korut meluncurkan dua rudal balistik pada Senin (18/12), salah satunya adalah rudal balistik antarbenua (intercontinental ballistic missile/ICBM) berbahan bakar padat sehingga lebih mudah diangkut dan diluncurkan dengan cepat.
Peluncuran tersebut bersamaan dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan Wakil Menlu Korea Utara Pak Myong Ho di Beijing pada Senin.
"Tekanan hanya akan menjadi bumerang serta memperburuk masalah. Dialog dan konsultasi adalah cara terbaik untuk menyelesaikan permasalahan di Semenanjung Korea. Kami berharap pihak-pihak terkait dapat menyelesaikan inti permasalahan Semenanjung Korea dan mengambil langkah nyata melalui penyelesaian politis," tambah Wang Wenbin.
Namun Wang Wenbin tidak menyebut apakah China mendukung tindakan Korut dalam meluncurkan rudal balistik itu.
"Semua pihak harus menghadapi inti persoalan di Semenanjung Korea secara jujur dan mengambil langkah nyata melalui pernyataan demi menjaga perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea," ungkap Wang Wenbin.
Sedangkan mengenai pertemuan antara Menlu Wangyi dan Wakil Menlu Korut Pak Myong Ho, Wang Wenbin mengatakan China dan Korut adalah dua sahabat lama.
"Dalam beberapa tahun terakhir, persahabatan lama China-Korut semakin dipererat dalam di era baru. China dan Korut dengan tegas saling mendukung dan mempercayai satu sama lain, yang menunjukkan strategisnya persahabatan dan kerja sama China-Korut," ungkap Wang Wenbin.
China, menurut Wang Wenbin, selalu memandang hubungannya dengan Korut dari sudut pandang strategis dan jangka panjang.
"Wakil Menlu Pak Myong Ho juga menyatakan sikap teguh partai dan pemerintah Korut untuk terus mempererat hubungan dan meningkatkan koordinasi dengan China dalam urusan multilateral, menjaga kepentingan bersama kedua negara dan berkontribusi terhadap perdamaian dan stabilitas di kawasan," ungkap Wang Wenbin.
Peluncuran rudal jarak jauh Korut itu dilakukan setelah Pyongyang menguji coba rudal jarak pendek pada Minggu (17/12) malam. Peluncuran rudal secara beruntun tersebut diduga sebagai respons Korut atas pertemuan tingkat tinggi antara pejabat Amerika Serikat dan Korsel di Washington DC pada Jumat (15/12) guna membahas penggunaan senjata militer strategis AS untuk menangkal ancaman militer Korut.
Pyongyang mengecam pertemuan AS-Korsel dan menganggapnya sebagai tindakan yang memancing perang.
Rudal balistik tersebut terbang sejauh 1.000 kilometer selama 73 menit dan jatuh di Laut Timur, yang juga dikenal sebagai Laut Jepang, artinya rudal itu bisa menargetkan sasaran manapun di antara wilayah Jepang hingga AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023
"China mengetahui perkembangan terkini di Semenanjung Korea. Permasalahan di Semenanjung Korea sangatlah kompleks dan perkembangan saat ini membuktikan bahwa upaya menyelesaikan masalah melalui tekanan militer tidak akan berhasil," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin saat menyampaikan keterangan kepada media di Beijing, China pada Senin.
Korut meluncurkan dua rudal balistik pada Senin (18/12), salah satunya adalah rudal balistik antarbenua (intercontinental ballistic missile/ICBM) berbahan bakar padat sehingga lebih mudah diangkut dan diluncurkan dengan cepat.
Peluncuran tersebut bersamaan dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan Wakil Menlu Korea Utara Pak Myong Ho di Beijing pada Senin.
"Tekanan hanya akan menjadi bumerang serta memperburuk masalah. Dialog dan konsultasi adalah cara terbaik untuk menyelesaikan permasalahan di Semenanjung Korea. Kami berharap pihak-pihak terkait dapat menyelesaikan inti permasalahan Semenanjung Korea dan mengambil langkah nyata melalui penyelesaian politis," tambah Wang Wenbin.
Namun Wang Wenbin tidak menyebut apakah China mendukung tindakan Korut dalam meluncurkan rudal balistik itu.
"Semua pihak harus menghadapi inti persoalan di Semenanjung Korea secara jujur dan mengambil langkah nyata melalui pernyataan demi menjaga perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea," ungkap Wang Wenbin.
Sedangkan mengenai pertemuan antara Menlu Wangyi dan Wakil Menlu Korut Pak Myong Ho, Wang Wenbin mengatakan China dan Korut adalah dua sahabat lama.
"Dalam beberapa tahun terakhir, persahabatan lama China-Korut semakin dipererat dalam di era baru. China dan Korut dengan tegas saling mendukung dan mempercayai satu sama lain, yang menunjukkan strategisnya persahabatan dan kerja sama China-Korut," ungkap Wang Wenbin.
China, menurut Wang Wenbin, selalu memandang hubungannya dengan Korut dari sudut pandang strategis dan jangka panjang.
"Wakil Menlu Pak Myong Ho juga menyatakan sikap teguh partai dan pemerintah Korut untuk terus mempererat hubungan dan meningkatkan koordinasi dengan China dalam urusan multilateral, menjaga kepentingan bersama kedua negara dan berkontribusi terhadap perdamaian dan stabilitas di kawasan," ungkap Wang Wenbin.
Peluncuran rudal jarak jauh Korut itu dilakukan setelah Pyongyang menguji coba rudal jarak pendek pada Minggu (17/12) malam. Peluncuran rudal secara beruntun tersebut diduga sebagai respons Korut atas pertemuan tingkat tinggi antara pejabat Amerika Serikat dan Korsel di Washington DC pada Jumat (15/12) guna membahas penggunaan senjata militer strategis AS untuk menangkal ancaman militer Korut.
Pyongyang mengecam pertemuan AS-Korsel dan menganggapnya sebagai tindakan yang memancing perang.
Rudal balistik tersebut terbang sejauh 1.000 kilometer selama 73 menit dan jatuh di Laut Timur, yang juga dikenal sebagai Laut Jepang, artinya rudal itu bisa menargetkan sasaran manapun di antara wilayah Jepang hingga AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023