Pyongyang (ANTARA) - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un meninjau uji coba penembakan peluru kendali (rudal) darat-ke-laut terbaru dan memerintahkan langkah pertahanan lebih ketat dekat perbatasan maritim barat, menurut laporan Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), Kamis.
Menurut laporan media pemerintah Korut itu, Korea Utara melakukan uji coba rudal baru bernama Padasuri-6 pada Rabu (14/2).
Sehari sebelumnya, militer Korea Selatan mengatakan Korut menembakkan beberapa rudal jelajah di kota pelabuhan timur Wonsan.
KCNA menyebutkan rudal tersebut mencapai sasaran setelah terbang di atas perairan Laut Timur selama sekitar 1.400 detik atau 23 menit 20 detik. Tidak ada keterangan lebih lanjut, seperti berapa banyak rudal yang ditembakkan.
Peluncuran pada Kamis menandai penembakan rudal jelajah kelima oleh Korea Utara tahun ini. Aksi itu dilakukan dua hari sebelum ulang tahun ke-82 mendiang mantan pemimpin Korut Kim Jong Il, yang adalah ayah Kim Jong Un.
Pemimpin Korea Utara memerintahkan langkah pertahanan yang lebih kuat di perairan utara Pulau Yeonpyeong dan Baengnyeong di perbatasan Korea Selatan, dengan mengatakan bahwa kapal perang Korea Selatan sering melanggar perairan Korut, kata KCNA.
Kim menuduh Korsel mengirimkan kapal perang dan kapal patroli untuk mempertahankan Garis Batas Utara (NLL), perbatasan maritim yang tidak diakui oleh Korea Utara. Kim menyebut NLL sebagai “garis hantu” yang belum diakui oleh hukum internasional.
“Sekarang adalah waktunya untuk mempertahankan kedaulatan maritim kita secara menyeluruh dengan latihan kekuatan militer yang nyata, bukan dengan retorika atau pernyataan apa pun,” ujar Kim.
Kim memperingatkan bahwa, “Jika musuh melanggar perbatasan maritim yang kami akui, kami akan menganggapnya sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan kami dan tindakan provokasi militer."
Korut tidak mengakui NLL, yang merupakan perbatasan maritim de facto di Laut Kuning, dan telah lama menuntut agar garis tersebut dipindahkan lebih jauh ke selatan.
Alasan Korut adalah bahwa garis tersebut ditarik secara sepihak oleh Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dipimpin Amerika Serikat setelah Perang Korea selama 1950-1953.
Perairan dekat NLL telah menjadi titik konflik antara kedua Korea. Di perairan itu, tiga pertempuran laut berdarah terjadi pada 1999, 2002 dan 2009.
Pada Maret 2010, Pyongyang meluncurkan torpedo ke sebuah kapal perang Korsel di Laut Kuning hingga menewaskan 46 pelaut.
Saat pertemuan parlemen pada Januari, Kim memperingatkan bahwa jika Korea Selatan melanggar bahkan 0,001 milimeter wilayah darat, udara atau perairan Korut, tindakan itu akan dianggap sebagai provokasi perang.
Pada Januari, Korut menembakkan ratusan peluru artileri ke perairan dekat perbatasan barat yang dijaga ketat, sehingga mendorong militer Korea Selatan untuk melakukan latihan tembakan sebagai tanggapannya.
Korut telah meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea dengan menggelar uji coba senjata dan retorika perang tahun ini, termasuk peluncuran rudal jelajah dari laut ,dan darat, serta rudal hipersonik berbahan bakar padat.
Pada 24 Januari, Korut melakukan uji coba rudal jelajah strategis baru yang mampu membawa hulu ledak nuklir, bernama Pulhwasal-3-31, untuk pertama kalinya.
Sementara itu menurut laporan terpisah KCNA, Kim Jong Un mengunjungi pabrik amunisi utama namun tidak disebutkan waktu dan lokasinya.
Sebuah foto yang dimuat oleh Rodong Sinmun, surat kabar utama Korea Utara, menunjukkan Kim sedang mengunjungi sebuah pabrik yang diduga memproduksi peluru artileri.
Kim Jong Un memerintahkan Komite Ekonomi Kedua, sebuah organisasi yang bertanggung jawab atas industri amunisi di Korea Utara, untuk memulai proyek baru yang tidak ditentukan, kata laporan itu.
Sumber: Anadolu
Kim Jong Un pantau uji coba rudal darat ke laut terbaru
Kamis, 15 Februari 2024 16:11 WIB 1129