Gedung Putih pada Kamis mengatakan bahwa sejumlah negosiator "secara aktif bekerja" dengan mitra internasional di Dewan Keamanan PBB mengupayakan resolusi penting guna mengatasi bencana kemanusiaan yang sedang terjadi di Gaza.
Teks rancangan tersebut, yang menyerukan "penghentian segera" permusuhan di daerah kantong pantai yang terkepung itu untuk memudahkan pengiriman bantuan kemanusiaan, telah tertunda di dewan selama lebih dari sepekan, dan kemungkinan akan ditunda untuk keempat kalinya pada Kamis.
Baca juga: Netanyahu bersumpah akan terus gempur Gaza sampai Hamas musnah
Yang menjadi permasalahan adalah veto berulang kali yang dilakukan Amerika Serikat (AS) yang membatalkan dua rancangan dewan sebelumnya yang menuntut gencatan senjata kemanusiaan di Gaza. Presiden AS Joe Biden terus menentang gencatan senjata, mengatakan bahwa hal itu hanya akan menguntungkan Hamas.
"Kami masih bekerja sama dengan mitra-mitra kami di sana mengenai beberapa hal yang harus disampaikan. Tentu saja penting bagi kami agar situasi kemanusiaan di Gaza ditangani," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby kepada wartawan di tengah penundaan terus menerus yang disebabkan oleh potensi veto ketiga AS.
Baca juga: Hamas tuntut pembebasan 3 pemimpin Palestina untuk pertukaran sandera
"Kami bekerja keras dibandingkan negara lain untuk benar-benar mengatasi masalah tersebut. Jadi, kami tentu setuju bahwa hal itu perlu menjadi bagian tak terpisahkan dari upaya ini."
"Tapi sekali lagi, kami tidak ingin mendahului langkah kita saat ini. Dan kami bekerja sebagai tim untuk mendorong pendekatan Presiden dan kebijakannya mendukung Israel dan mendukung rakyat Palestina," tambahnya.
AS, yang merupakan anggota dewan permanen, mengeluarkan veto terakhirnya terhadap resolusi yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan pada 8 Desember.
Majelis Umum PBB, di mana AS tidak memiliki hak veto, kemudian dengan cepat membahas masalah ini empat hari kemudian, dengan sebagian besar negara anggotanya mendukung resolusi yang tidak mengikat tersebut.
Baca juga: Biden ragu kesepakatan pembebasan sandera Gaza akan segera tercapai
Salah satu poin penting dalam rancangan resolusi yang sedang dipertimbangkan di Dewan Keamanan adalah pembentukan mekanisme PBB untuk memantau pengiriman bantuan, dan apakah mekanisme tersebut harus independen dari Israel dan Hamas.
Ketika ditanya apakah AS terus meyakini bahwa Israel harus memiliki peran dalam kegiatan inspeksi, Kirby mengatakan dirinya tidak akan berbicara langsung mengenai negosiasi yang sedang berlangsung.
Namun, dia menegaskan bahwa "Israel dapat dimengerti memiliki hak untuk melakukan inspeksi, sebuah peran utama, peran yang sangat penting, dan kami memahami dan menghormatinya."
Sumber: Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023
Teks rancangan tersebut, yang menyerukan "penghentian segera" permusuhan di daerah kantong pantai yang terkepung itu untuk memudahkan pengiriman bantuan kemanusiaan, telah tertunda di dewan selama lebih dari sepekan, dan kemungkinan akan ditunda untuk keempat kalinya pada Kamis.
Baca juga: Netanyahu bersumpah akan terus gempur Gaza sampai Hamas musnah
Yang menjadi permasalahan adalah veto berulang kali yang dilakukan Amerika Serikat (AS) yang membatalkan dua rancangan dewan sebelumnya yang menuntut gencatan senjata kemanusiaan di Gaza. Presiden AS Joe Biden terus menentang gencatan senjata, mengatakan bahwa hal itu hanya akan menguntungkan Hamas.
"Kami masih bekerja sama dengan mitra-mitra kami di sana mengenai beberapa hal yang harus disampaikan. Tentu saja penting bagi kami agar situasi kemanusiaan di Gaza ditangani," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby kepada wartawan di tengah penundaan terus menerus yang disebabkan oleh potensi veto ketiga AS.
Baca juga: Hamas tuntut pembebasan 3 pemimpin Palestina untuk pertukaran sandera
"Kami bekerja keras dibandingkan negara lain untuk benar-benar mengatasi masalah tersebut. Jadi, kami tentu setuju bahwa hal itu perlu menjadi bagian tak terpisahkan dari upaya ini."
"Tapi sekali lagi, kami tidak ingin mendahului langkah kita saat ini. Dan kami bekerja sebagai tim untuk mendorong pendekatan Presiden dan kebijakannya mendukung Israel dan mendukung rakyat Palestina," tambahnya.
AS, yang merupakan anggota dewan permanen, mengeluarkan veto terakhirnya terhadap resolusi yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan pada 8 Desember.
Majelis Umum PBB, di mana AS tidak memiliki hak veto, kemudian dengan cepat membahas masalah ini empat hari kemudian, dengan sebagian besar negara anggotanya mendukung resolusi yang tidak mengikat tersebut.
Baca juga: Biden ragu kesepakatan pembebasan sandera Gaza akan segera tercapai
Salah satu poin penting dalam rancangan resolusi yang sedang dipertimbangkan di Dewan Keamanan adalah pembentukan mekanisme PBB untuk memantau pengiriman bantuan, dan apakah mekanisme tersebut harus independen dari Israel dan Hamas.
Ketika ditanya apakah AS terus meyakini bahwa Israel harus memiliki peran dalam kegiatan inspeksi, Kirby mengatakan dirinya tidak akan berbicara langsung mengenai negosiasi yang sedang berlangsung.
Namun, dia menegaskan bahwa "Israel dapat dimengerti memiliki hak untuk melakukan inspeksi, sebuah peran utama, peran yang sangat penting, dan kami memahami dan menghormatinya."
Sumber: Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023