Bengkulu (Antara) - Petugas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan kemarau yang melanda wilayah Bengkulu akan berlangsung hingga pertengahan Oktober 2015.

"Untuk sawah tadah hujan diperkirakan sulit memenuhi kebutuhan air," kata Kepala Seksi Informasi BMKG Bengkulu, Sudiyanto di Bengkulu, Senin.

Ia mengatakan ada dua daerah yang paling parah mengalami musim kering yakni Kabupaten Lebong yang berbatasan dengan Provinsi Jambi dan Kabupaten Kepahiang yang berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan.

Musim kering di dua wilayah ini dipengaruhi oleh wilayah sekitar yang dilanda kemarau cukup parah yakni Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan.

Menurut dia, musim kemarau dipengaruhi oleh elnino di mana suhu muka laut agak dingin.

"Tapi masih tergolong elnino lemah, artinya beberapa wilayah di Bengkulu masih berpotensi dilanda hujan meski intensitas ringan," ucapnya.

Ia mencontohkan di Kota Bengkulu yang dilanda hujan dengan intensitas ringan pada pekan kedua Juli 2015.

Dalam dua atau tiga hari ke depan tambahnya, wilayah Kota Bengkulu juga masih berpotensi hujan.

"Meski intensitasnya ringan, istilahnya cukup untuk menyiram debu," ujarnya.

Sudiyanto menganjurkan para petani sawah tadah hujan untuk sementara dapat menanam lahan mereka dengan tanaman palawija, seperti jenis kacang-kacangan.

Kekeringan yang terjadi di wilayah Bengkulu sudah dirasakan petani padi sawah irigasi di Kelurahan Dusun Besar Kota Bengkulu.

Para petani setempat mengeluhkan debit air Danau Dendam Tak Sudah yang menurun drastis sehingga tanaman padi seluas lebih 200 hektare terancam gagal panen.

"Kami terpaksa menggunakan mesin pompa untuk menyedot air dari irigasi sekunder ke dalam petak sawah," kata Budi, petani setempat.

Sementara petani lainya, Hasnul mengatakan pasrah dengan kekeringan tersebut, sebab ia tidak memiliki mesin pompa dan lokasi petak sawah sangat jauh dari sumber air.***4***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015