Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bengkulu mendorong pemberdayaan masyarakat dan pelestarian lingkungan melalui proyek ekonomi sirkular yang bertujuan mengubah minyak jelantah menjadi biodiesel. 

Inisiatif tersebut diimplementasikan di Desa Panca Mukti, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah, sebagai upaya mempromosikan gaya hidup sehat serta mengurangi risiko penyakit tidak menular (PTM) akibat penggunaan minyak jelantah.

"Program ini merupakan bentuk riil dari kebijakan Kementerian Kesehatan RI untuk mengedukasi masyarakat terkait penyakit tidak menular yang salah satunya adalah penyakit degeneratif yang disebabkan oleh pemakaian minyak goreng bekas (jelantah). Dan sebagai solusi serta inisiatif agar masyarakat tertarik, maka kami menerapkan konsep ekonomi sirkular sebagai tawarannya," kata Risda Yulianti penanggung jawab kegiatan dan dosen jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Bengkulu, Minggu.

Ia mengatakan program ini tak hanya berfokus pada daur ulang minyak jelantah, tetapi juga memprioritaskan edukasi kesehatan. 

Masyarakat diajak menyadari bahaya penggunaan berlebihan minyak goreng teroksidasi yang dikaitkan dengan penyakit serius seperti kanker dan gangguan degeneratif.

Para ahli gizi Poltekkes Kemenkes Bengkulu memberikan arahan terperinci tentang pemilihan minyak goreng yang tepat dan kapan harus menggantinya, sebagai bagian dari prakarsa edukatif mereka.

Dalam mengatasi isu minyak jelantah, Poltekkes Kemenkes Bengkulu memperkenalkan konsep ekonomi sirkular melalui pendirian Bank Minyak Jelantah di Kantor Desa Panca Mukti.

Konsep ini mendorong masyarakat untuk menukar minyak jelantah dengan kompensasi finansial, sekaligus menginspirasi penggunaan minyak goreng secara bertanggung jawab. Minyak jelantah yang dikumpulkan kemudian diproses menjadi biodiesel, berkontribusi pada produksi energi terbarukan.

Pewarta: -

Editor : Anom Prihantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024