Gunung Semeru yang berlokasi di Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur, kembali erupsi dan melontarkan abu vulkanik setinggi lebih kurang satu kilometer di atas puncak gunung api tertinggi di Pulau Jawa tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024
Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Ghufron Alwi mengatakan erupsi itu terjadi pada Selasa pukul 07.30 WIB. Kolom abu berwarna putih, kelabu, hingga cokelat dengan intensitas tebal mengarah ke timur laut.
"Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 milimeter dan durasi 120 detik," ujarnya dalam laporan yang diterima di Jakarta, Selasa.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau masyarakat agar tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari pusat erupsi.
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga tidak diperbolehkan melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.
PVMBG juga mengimbau masyarakat agar tidak beraktivitas dalam radius lima kilometer dari puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu.
Awan panas, guguran lava, dan lahar perlu diwaspadai di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Gunung Semeru dipantau secara visual dan instrumental dari dua pos pengamatan gunung api yang berada di Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, serta di Desa Argosuko, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang.
Tingkat aktivitas Gunung Semeru saat ini berada pada Level III atau Siaga terhitung sejak 16 Desember 2021.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024