Bengkulu (Antara) - Puluhan peneliti bunga Rafflesia spp dan Amorphophallus spp dari delapan negara mengunjungi salah satu kawasan hutan Bengkulu yang merupakan habitat asli dua flora tersebut di Hutan Lindung Boven Lais di Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu.

Ketua Panitia "Simposium Internasional Rafflesia dan Amophophallus" yang juga Kepala Kebun Raya Bogor, Didiek Kuswanto di Bengkulu, Rabu, mengatakan kunjungan lapangan tersebut bagian dari simposium yang berlangsung sejak 14 September hingga 16 September 2015.

"Kunjungan ke habitat Rafflesia dan Amorphophallus mengakhiri simposum internasional tentang dua bunga langka ini," katanya di sela-sela kunjungan.

Hutan Lindung (HL) Boven Lais di Kabupaten Bengkulu Utara dikenal juga sebagai objek wisata air terjun Palak Siring Kemumu. Di lokasi itu masih dapat ditemui bunga langka jenis Rafflesia gadutensis dan Rafflesia arnoldii.

Selain jenis Rafflesia spp, kawasan hutan berjarak sekitar 40 kilometer dari Kota Bengkulu itu juga merupakan "rumah" bagi bunga langka Amorphophallus spp.

Saat para peneliti dari sejumlah negara pemilik hutan tropis dan para botanis tiba di lokasi, mereka diarahkan ke satu titik lokasi tumbuhnya bunga Rafflesia gadutensis.

Sejumlah anggota Komunitas Peduli Puspa Langka (KPPL) Bengkulu Utara sudah membuat jalur setapak untuk memudahkan para pengunjung untuk melihat calon bunga rafflesia.

Terdapat dua bonggol atau calon bunga yang tumbuh dari batang inang Rafflesia spp yang merupakan jenis tetrastigma. Namun, sangat disayangkan dua bonggol tersebut dalam kondisi rusak.

Anggota KPPL Bengkulu Utara Budiman Achmadi mengatakan satu dari dua bonggol tersebut seharusnya sudah siap mekar, namun kondisinya rusak yang diduga karena ulah tangan jahil manusia.

"Sebelumnya masih bagus dan kami perkirakan siap mekar, tapi dua hari lalu dirusak orang, kami sangat kecewa," katanya.

Meski kondisi bunga dalam keadaan rusak, para peneliti tersebut tetap melanjutkan penelusuran ke bagian lain HL Boven Lais. Sungai Nokan yang mengalir membelah kawasan hutan itu juga menjadi daya tarik tersendiri.

Simposium internasional itu diikuti para peneliti dari delapan negara antara lain Tiongkok, Filippina, Malaysia, Perancis dan Jepang.

Sehari sebelumnya para peserta simposium menggelar pertemuan untuk mengkaji hasil-hasil penelitian para pakar dari berbagai negara tentang bunga Rafflesia spp dan Amorphophallus spp.***1***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015