Bengkulu (Antara) - Badan Pusat Statistik menyatakan Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, pada September 2015 mengalami deflasi 0,22 persen (mtm).

Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Dodi Herlando di Bengkulu, Kamis, menyebutkan Kota Bengkulu menjadi salah satu dari 36 kota se Indonesia yang mengalami deflasi.

"Kota yang mengalami deflasi tertinggi yakni Sibolga dengan besaran minus 1,85 persen (mtm)," kata dia.

Perkembangan inflasi daerah, untuk Kota Bengkulu, kata Dodi, merupakan kabar bagus setelah mengalami inflasi tertinggi kedua di Indonesia yakni sebesar 1,99 persen pada Agustus 2015.

"Kota Bengkulu merupakan representasi bagi kabupaten lain di provinsi. Jadi angka deflasi itu juga menjelaskan situasi provinsi," katanya.

Adapun sektor yang menyumbang deflasi, menurutnya, yakni bahan makanan sebesar minus 0,02 persen, dan sektor transportasi, komunikasi, serta jasa keunagan yang membubuhkan angka minus 2,19 persen.

"Transportasi udara menyumbang angka inflasi tertinggi untuk bulan September 2015 ini yakni minus 0,5 persen," ucapnya.

Biaya perumahan, air, listrik, bahan bakar dan gas tidak mengalami inflasi. Begitu juga dengan sektor kesehatan, sandang dan pendidikan.

"Tetapi tidak seluruh yang mengalami deflasi. Seperti beras tidak mengalami penurunan. Memberi andil inflasi sebesar 0,15 persen," ujarnya.***3***

Pewarta: Boyke LW

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015