Bengkulu (Antara) - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis perdesaan di Provinsi Bengkulu selama September 2015 mengalami inflasi sebesar minus 0,39 persen (mtm) atau deflasi.

"Ini unik, saat harga bahan pokok harganya naik, tetapi di perdesaan terjadi deflasi, bukan inflasi," kata Kepala BPS Provinsi Bengkulu Dodi Herlando di Bengkulu, Sabtu.

Dari data yang dianalisis petugas BPS Bengkulu, ternyata yang menyumbang angka deflasi di perdesaan adalah sektor bahan makanan, bahkan mencapai minus 1,29 persen.

Harga bahan pokok beberapa bulan terakhir menunjukkan tren penaikan. Namun, penghasilan petani menurun, terlihat dari nilai tukar petani (NTP) Provinsi Bengkulu yang terus turun.

Akibatnya, daya beli masyarakat perdesaan ikut menurun. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, masyarakat hanya berbelanja prioritas saja.

Hanya pada sektor kesehatan dan pendidikan yang membubuhkan angka inflasi, yakni masing-masing dicatat sebesar 0,21 dan 0,2 persen (mtm).

"Oleh karena itu, konsumsi masyarakat perdesaan khususnya pada bahan makanan turun. Ini yang mendorong deflasi di perdesaan," kata dia.

Penurunan penghasilan petani, terjadi di subsektor hortikultura dan perkebunan rakyat. Nilai tukar petani Provinsi Bengkulu pada bulan September 2015, bahkan tergerus 2,14 persen dibandingkan Agustus 2015.

"Di Bengkulu, sebagian besar petani adalah petani karet dan sawit," ujarnya.***3***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015