Mukomuko (Antara) - Seorang bayi kembar tiga yang sebelumnya tidak mendapatkan ruang pemanas di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, Minggu, meninggal dunia di Rumah Sakit Umum M Yunus Kota Bengkulu yang berjarak sejauh 270 kilometer dari kabupaten itu.

"Bayi yang nomor dua meninggal dunia saat tiba di Rumah Sakit Umum M Yunus Kota Bengkulu. Diduga kelelangan karena menempuh perjalanan jauh dari RSUD Mukomuko ke rumah sakit umum M Yunus di Kota Bengkulu," kata Tolid, warga Desa Sumbermakmur, Mukomuko yang juga orang tua bayi kembar tiga, di Mukomuko, Minggu.

Tolid sebelumnya telah membawa bayinya yang lahir kembar tiga ke RSUD Mukomuko, pada Sabtu dini hari (3/10).

Namun, katanya, bayi yang lahir dengan berat bervariasi, yakni 1,6 kilogram, satu kilogram, dan 2,4 kilogram itu tidak mendapatkan pelayanan karena menurut keterangan petugas medis inkubator di RSUD itu penuh. Beberapa inkubator mengalami kerusakan.

Sehingga, katanya, pada saat itu tiga orang bayinya dibawa pulang dan dirawat di rumah menggunakan peralatan manual berupa lampu 75 watt dan air panas yang dimasukan ke dalam botol dan diletakkan di samping ketiga bayi tersebut.

Pada Sabtu siang, katanya, pihak keluarga membawa bayi itu ke Puskesmas Kecamatan Ipuh. Karena kondisi satu dari tiga bayi semakin lemah sehingga dibawa ke RSUD di Kota Bengkulu untuk mendapatkan perawatan intensif.

Senen, paman bayi kembar tiga itu minta, ke depan pelayanan di RSUD Mukomuko ditingkatkan. Jangan sampai sarana kesehatan terbesar di kabupaten tersebut mengecewakan pasien.

"Kalau memang tabung tersebut penuh seharusnya diberitahukan sejak awal. Karena sebelum pihak keluarga membawa bayi ke RSUD Mukomuko, bidan yang membantu kelahiran bayi telah menghubungi RSUD dan mereka siap memberikan pelayanan kepada bayi tersebut," ujarnya.

Tetapi, kata dia, kenyataannya tiba di RSUD, bayi diletakkan di tabung inkubator yang tidakberfungsi.

"Kami sangat kecewa dengan pelayanan di RSUD Mukomuko. Jarak tempuh dari Desa Sumber Makmur menuju RSUD itu menghabiskan waktu sekitar dua jam," ujarnya lagi.***4***

Pewarta: Ferri Arianto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015