Jakarta (ANTARA) - Kepolisian memastikan tidak ada bayi yang tertukar di Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) Cempaka Putih berdasarkan hasil tes DNA.
Bayi berjenis kelamin laki-laki yang meninggal dunia di RSIJ Cempaka Putih dan semula diduga tertukar itu merupakan anak dari pasangan Muhammad Rauf dan Feni Selviyanti.
Hal itu dikatakan Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP M Firdaus di Mapolres Metro Jakarta Pusat, Selasa, menyampaikan hasil tes DNA Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Laboratorium Polri terkait dugaan kasus bayi tertukar.
Baca juga: Pihak RS fasilitasi tes DNA terkait dugaan bayi tertukar
"Berdasarkan hasil analisis seluruh profil DNA telah dapat dibuktikan secara ilmiah bahwa secara genetik Mister X adalah anak biologis Muhammad Rauf dan Feni Selviyanti," kata Firdaus saat membacakan surat hasil tes DNA.
Hasil tes DNA ini diperoleh Polres Jakarta Pusat pada Jumat (20/12) lalu. Firdaus memastikan, tes DNA terhadap sampel telah dilakukan dengan mengedepankan keilmuan yang berlaku dan dapat dapat dipertanggungjawabkan.
"Hasil sampel telah dilakukan secara benar sesuai dengan keilmuan yang berlaku," ujar Firdaus.
Direktur Utama (Dirut) RSIJ Cempaka Putih, Jack Pradono Handojo bersyukur atas hasil tes DNA itu sehingga kasus yang sempat viral soal bayi tertukar tidaklah benar.
"Alhamdulillah bahwa secara ilmiah dugaan bayi tertukar itu tidak terjadi, semua sudah keluar hasilnya," katanya.
Baca juga: Polisi mulai lakukan ekshumasi jasad bayi tertukar di Cempaka Putih
Sebelumnya, kasus ini sempat viral di media sosial. Semula diduga ada bayi tertukar dalam kondisi meninggal dunia di RSIJ Cempaka Putih. Kejadian itu dilaporkan pada 16 September 2024.
Karena tidak terima, orang tua bayi itu, yakni pasangan Rauf dan Feni akhirnya menceritakan kejadiannya ini dengan membeberkan sejumlah kejanggalan. Salah satunya dari perbedaan fisik bayi yang ada di rumah sakit dengan bayi yang dimakamkan.
Rauf pun mendatangi RS di kawasan Cempaka Putih itu untuk meminta penjelasan. Namun, kata Rauf, pihak rumah sakit menyangkal jika bayi tersebut tertukar.
Rauf pun sempat melakukan mediasi sebanyak dua kali dengan pihak rumah sakit. Karena tak kunjung ada kesepakatan, akhirnya Rauf memviralkan kejadian itu setelah tiga bulan kemudian.
Setelah kasus itu viral, pihak rumah sakit mendatangi Rauf ke tempat kerjanya dan berjanji akan melakukan tes DNA serta menanggung seluruh biayanya.