Bulan Ramadhan menjadi hal yang dinantikan umat Islam di seluruh dunia. Merupakan momen yang penuh keberkahan, di mana segala hal baik yang dilakukan akan mendapatkan balasan berupa pahala.

Selama puasa banyak tradisi yang dirasakan oleh masyarakat. Tak hanya  tarawih, sahur, atau buka bersama saja, tradisi berburu makanan dan minuman juga merupakan bagian penting dari momen bulan Ramadhan ini.

Selain itu, bulan Ramadhan juga menjadi waktu yang istimewa untuk meningkatkan hubungan sosial yang baik di antara umat beragama terutama bagi masyarakat Indonesia. Terlebih di jagad media sosial, terpampang para warga non-Islam yang dalam konteks keharmonisan ikut-ikutan untuk "war" atau perang mencari takjil berbuka, baik di kalangan penjual atau masjid tertentu.

Banyak juga dari masyarakat merasa gembira menyambut bulan puasa dengan mencari berbagai macam takjil. Bahkan, minat untuk mencari takjil juga terlihat dari masyarakat non-Muslim lainnya.

Baca juga: Cocok untuk takjil, berikut resep hidangan khas Hong Kong "Mango Sago"
Baca juga: Pemkab Rejang Lebong siapkan dua lokasi pasar takjil Ramadhan

War takjil masih menjadi trending di berbagai platfrom media sosial seperti Instagram, TikTok dan X (Twitter). Beragam komentar unik dan lucu dari netizen Indonesia saat war takjil ini justru menjadi hiburan bagi warga +62.

Melalui beberapa unggahan konten kreator di media sosial, yang memposting beragam video lucu hingga mengundang tawa.

“Untukmu Agamamu Takjilmu juga takjilku,” unggah @carrolinakr*** di akun TikTok miliknya Kamis, (14/3).

Tak hanya itu, beraneka ragam video candaan juga dibuat, salah satunya @arshitafitrya*** mengatakan, “Kaumm islam mohon maaf kitaa kaum kristen udhh start blanja dari jam 3," tulisnya merujuk belanja takjil lebih dulu daripada umat Islam yang berpuasa. Ada-ada saja memang warga +62 dengan beragam latar belakang agama.
 
Meme perang takjil dengan slogan lucu "Kaum Islam mohon maaf kita kaum Kristen sudah start belanja dari jam 3." (Istimewa)


Hal ini tentu menjadi sorotan bagi kaum Muslim lain di media sosial. Alih-alih ribut karena urusan takjil mereka justru merasa senang dan bahagia. Sebab, keberkahan Ramadhan ternyata juga dirasakan oleh non-Islam lain.

Baca juga: Mahasiswa Hindu berbagi takjil buka puasa wujud toleransi
Baca juga: Lemang jadi idola masyarakat saat Ramadhan

“Nanti paskah kita borong semua telur, terserah mereka paskah pake kinder joy,” candaan @spectrol*** dalam postinganya dengan maksud "balas dendam manis" atau bercanda. 
 
Meme perang takjil dengan slogan lucu soal telur paskah diganti Kinder Joy (Istimewa)


“Jangan gitu kak kinder joy mahal,” kata @dhspnssl*** menanggapi komentar.

Ramadhan kali ini menjadi momen terlucu bagi kaum Muslim dan non-Muslim, karena terdapat banyak kejadian tak terduga dan situasi lucu di tengah semangat beribadah dan berbagi.

“Jujur ya ini udah puasa ketiga, gua buka cuma sama gorengan bang, udh gtu gorengannya loyo bngt, ya Allah saingan ramadhan tahun berat sekali,” ucap @fawwa***.

“War takjil lintas agama mang berat, secara gw juga non muslim yg ikut war takjil,” komentar @octadequel***.

Baca juga: Suara warga soal harga ikan laut di Mukomuko yang naik saat Ramadhan
Baca juga: Kedai kopi ini adakan buka puasa gratis bagi warga

Berbagai video dan komentar warganet yang menambah kelucuan dalam Ramadhan kali ini,  hingga menghadirkan suasana yang riang dan penuh keceriaan di media sosial dengan menciptakan momen-momen lucu.

“Pengen peluk kalian semua... ya Allah jaga kami dalam persaudaraan yang indah ini,” ujar @yadlin_huluk***.
 
Meme perang takjil dengan narasi mengharukan soal persaudaraan lintas iman yang harmonis. (Istimewa)


Dengan begitu, Ramadhan tahun ini menunjukkan sisi harmonis dalam keberagaman beragama yang ditandai tindakan solidaritas di antara mereka. Di unjukan dengan saling berburu takjil untuk merayakan bulan Ramadhan ini.

Baca juga: Mukomuko tutup sementara semua panti pijat selama Ramadhan
Baca juga: Satpol-PP Bengkulu terus lakukan razia tempat makan selama Ramadhan

Pewarta: Vonza Nabilla Suryawan

Editor : Anom Prihantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024