Pekanbaru (ANTARA Bengkulu) - Niat Arifin Bin Saleh menjerat babi hutan
malah berbuah musibah karena jerat tali baja justru meringkus seekor
harimau Sumatera, yang balik menerkam pemasangnya di Desa Pulau Muda
Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Riau.
"Ketika masuk semak-semak disangka yang terjerat babi, ternyata yang keluar malah yang 'belang' (harimau)," kata staf Bagian Informasi Setdakab Pelalawan, Trisno, ketika dihubungi ANTARA, Kamis.
Ia menjelaskan, Arifin Bin Saleh merupakan warga Desa Pulau Muda yang berprofesi sebagai petani. Musibah yang menimpa lelaki berusia 27 tahun itu terjadi pada Selasa lalu (8/5), di ladang yang berjarak sekitar 500 meter dari rumah korban.
Menurut Trisno, sudah menjadi kebiasaan warga yang membuka ladang untuk memasang jerat untuk mengusir hama babi di ladang mereka. Namun, ia mengatakan jerat tersebut malah salah memerangkap harimau muda yang kini mulai kerap berkeliaran hingga dekat permukiman warga.
Sebab, lanjutnya, kondisi hutan di daerah Pulau Muda kini makin semrawut akibat aktivitas perusahaan industri kehutanan yang membuka hutan tanaman industri. Menurut dia, permukiman warga di Pulau Muda terdapat konsesi PT Arara Abadi yang merupakan penyalur kayu ke perusahaan bubur kertas PT Indah Kiat.
"Lantaran hutan semrawut, wajar saja harimau berkeliaran hingga dekat ke rumah warga," katanya.
Meski begitu, korban masih cukup beruntung karena bisa terlepas dari cengkraman harimau Sumatera yang terjerat. Arifin mengalami luka di pahanya sehingga harus mendapatkan tujuh jahitan, dan lecet di lengannya.
"Harimaunya juga lepas karena jeratnnya terputus," ujarnya. (ANT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
"Ketika masuk semak-semak disangka yang terjerat babi, ternyata yang keluar malah yang 'belang' (harimau)," kata staf Bagian Informasi Setdakab Pelalawan, Trisno, ketika dihubungi ANTARA, Kamis.
Ia menjelaskan, Arifin Bin Saleh merupakan warga Desa Pulau Muda yang berprofesi sebagai petani. Musibah yang menimpa lelaki berusia 27 tahun itu terjadi pada Selasa lalu (8/5), di ladang yang berjarak sekitar 500 meter dari rumah korban.
Menurut Trisno, sudah menjadi kebiasaan warga yang membuka ladang untuk memasang jerat untuk mengusir hama babi di ladang mereka. Namun, ia mengatakan jerat tersebut malah salah memerangkap harimau muda yang kini mulai kerap berkeliaran hingga dekat permukiman warga.
Sebab, lanjutnya, kondisi hutan di daerah Pulau Muda kini makin semrawut akibat aktivitas perusahaan industri kehutanan yang membuka hutan tanaman industri. Menurut dia, permukiman warga di Pulau Muda terdapat konsesi PT Arara Abadi yang merupakan penyalur kayu ke perusahaan bubur kertas PT Indah Kiat.
"Lantaran hutan semrawut, wajar saja harimau berkeliaran hingga dekat ke rumah warga," katanya.
Meski begitu, korban masih cukup beruntung karena bisa terlepas dari cengkraman harimau Sumatera yang terjerat. Arifin mengalami luka di pahanya sehingga harus mendapatkan tujuh jahitan, dan lecet di lengannya.
"Harimaunya juga lepas karena jeratnnya terputus," ujarnya. (ANT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012