Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Sebagian besar  perajin ikan asin di kawasan pantai Bengkulu mulai kembali  beroperasi, setelah mendapatkan bahan baku dari neyalan setempat.

"Saat para nelayan tidak melaut, maka stok bahan baku berkurang akhirnya seluruh industri ikan asin tutup," ujar seorang pengusaha ikan asin di kawasan pelabuhan Pulau Baai Bengkulu, Hasan, Kamis.

Ia mengatakan, ikan asin yang ada digudang miliknya sebagian besar dari usaha rumah tangga para nelayan tradisonal karena saat ini bahan baku seperti ikan kualitas rendah cukup banyak.

Produksi nelayan baik tradisonal maupun nelayan modeen beberapa pekan terakhir mengalami peningkatan cukup banyak karena didukung gelombang rendah.

Produksi nelayan kawasan pantai yang dijadikan ikan asin itu adalah ikan kualitas rendah karena untuk dijual ke luar Bengkulu harganya sangat murah.

"Bagi ikan berkelas ekspor biasanya langsung dijual ke gudang ikan para pengusaha setempat dan dikirim ke luar Bengkulu termasuk ke wilayah Sumatra Utara," katanya.

Seorang nelayan tradisioanl di kawasan pantai Bengkulu R Sinaga mengatakan, hasil tangkapan ikan setiap meluat cukup lumayan peningkatannya.

"Biasanya saya hanya dapat ikan sekitar 20 kilogram sejak dua pekan terkahir setiap melaut naik menjadi rata-rata di atas 60 kilogram dengan menggunakan perahu bermotor kecil," katanya.

Lain lagi penuturan seorang nelayan beroperasi disekitar Pulau Tikus setiap melaut pihaknya pernah mendapat ikan di atas 100 kilogram dalam waktu enam jam, sedangkan sebelumnya paling banyak 30 kilogram.

"Kami bersyukur saat gelombang kecil sekarang ini hasil tangakapan terus meningkat dan bisa menjual ikan sortiran pada pengrajin ikan asin," katanya.(Z005)

Pewarta:

Editor : Usmin


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012