Bengkulu (Antara) - Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu Anggoro Dwi Sujiarto mengatakan kebakaran dalam satu kawasan hutan akan mengakibatkan 90 persen keanekaragaman hayati yang ada dalam kawasan tersebut hangus atau hilang.

"Karena itu kebakaran bisa dikatakan sebagai bencana bagi keanekaragaman hayati," katanya di Bengkulu, Jumat.

Saat membuka apel siaga penanggulangan kebakaran hutan yang digelar di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Pantai Panjang-Pulau Baai, ia mengatakan bahwa membakar hutan tidak hanya menganggu ekosistem tapi juga menghancurkan kehidupan liar lain.

Karena itu, BKSDA Bengkulu menyiagakan personel pengaman kawasan hutan konservasi yang akan meningkatkan patroli guna mengantisipasi kebakaran hutan di daerah itu.

Petugas tersebut terdiri dari dari kalangan polisi hutan yang bekerjasama dengan kelompok masyarakat yang bergabung dalam Masyarakat Peduli Api (MPA).

Anggoro mengatakan saat ini ada dua kelompok MPA beranggotakan 30 orang yang siaga untuk menanggulangi kebakaran hutan di wilayah itu.

Selama tahun 2015 terjadi lima kali kebakaran hutan dalam kawasan konservasi.

Kebakaran terbesar melanda Cagar Alam Danau Dusun Besar di Kota Bengkulu yang menghanguskan dua hektare hutan.

"Tapi berkat bantuan dari masyarakat, api cepat dipadamkan sehingga tidak meluas," ucapnya.

Kepala Divisi Strategi dan Advokasi Himpunan Mahasiswa Kehutanan atau Himasylva Universitas Bengkulu Bima Kurnia Ramadhan saat aksi simpatik bersama ratusan anggota organisasi internal kampus itu mendesak para akademisi untuk membuat model pencegahan kebakaran hutan.

"Para pakar dan akademisi perlu memikirkan bagaimana model-model pencegahan kebakaran hutan berbasis kearifan lokal sehingga kebakaran hutan tidak menjadi langganan," katanya.

Aksi "long march" mahasiswa dari gerbang depan Kampus Universitas Bengkulu menuju Gedung Rektorat digelar sebagai bentuk keprihatinan atas kasus kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Pulau Sumatera dan Kalimantan.

Mahasiswa mendesak pemerintah meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat yang terpapar asap untuk menghindari jatuhnya korban jiwa akibat infeksi saluran pernafasan akut atau ISPA.***3***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015