Bengkulu (Antara) - Festival Tabot 2015 yang digelar di Kota Bengkulu selama sepuluh hari sejak 14 Oktober 2015 dinilai belum mampu menarik minat wisatawan nusantara atau mancanegara, kata pejabat setempat.
"Harus kita akui yang datang ke festival baru masyarakat kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu," kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Bengkulu Bujang HR di Bengkulu, Kamis.
Menurutnya, walaupun penyelenggaraan fastival digelar di Kota Bengkulu, namun Pemerintah Kota Bengkulu baru kebagian pengelolaan pasar rakyat saja.
"Untuk tahun selanjutnya kita akan berkoordinasi dengan provinsi bagaimana mengelola rangkaian kegiatan sehingga menarik minat wisatawan nusantara bahkan turis asing," katanya.
Paket wisata tidak lepas dari beberapa unsur penting yang saling terkait, dan membutuhkan peningkatan maupun percepatan pertumbuhan demi menggaet wisatawan.
Menurut pengamat transportasi dan kebijakan publik Universitas Bengkulu Hardiansyah, unsur penting tersebut yakni, transportasi, kebijakan publik daerah terkait perizinan, infrastruktur serta pengelolaan hotel dan kuliner.
"Orang bepergian baik dalam rangka wisata maupun dinas menginginkan kenyamanan," katanya.
"Artinya harus ada pelayanan sesuai ekspektasi pengguna jasa trasportasi. Pelabuhan harus direvitalisasi, begitu juga dengan bandara agar mampu melayani penerbangan domestik dan internasional," ujarnya.
Untuk perizinan usaha, para investor mendapatkan kemudahan serta waktu pengurusan yang ringkas, termasuk yang berkaitan langsung dengan sektor pariwisata.
"Bukan dimudah-mudahkan, tetapi tidak berbelit, pengurusan satu pintu dan tidak memakan waktu," kata dia.
Dari sisi infrastruktur, yang paling penting yakni penyediaan suplai listrik, air bersih, perbaikan jalan dan perbaikan lokasi wisata.
Empat unsur penting dari infrastruktur itu menurut Hardiansyah masih jauh dari standar wisata yang layak dikunjungi turis.
"Kita tidak perlu berbicara promosi, jika infrastruktur sudah bagus, yakinlah itu akan menarik wisatawan," katanya.
Menurutnya, mengupayakan pariwisata agar layak dikunjungi, bukanlah semata mengutamakan atau mengistimewakan turis asing.
Dia menilai pelancong mancanegara menghabiskan biaya besar untuk mengunjungi Bengkulu dengan harapan kepuasan, apabila mereka kecewa maka hal tersebut akan merugikan pariwisata Bengkulu sendiri.
Begitu juga dengan kuliner dan perhotelan di Bengkulu, menurut dia pihak pengelola harus bertindak profesional dalam menawarkan jasa.
"Makanan yang dihidangkan harus sesuai dengan menu yang ditawarkan. Yang menginap jangan dipindah-pindah kamarnya sesuka hati. Fasilitas yang didapat harus sesuai dengan yang dibayar," ujarnya.
Sementara itu, pada Selasa malam (13/10), Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah membuka Festival Tabot 2015, iven tahunan berisi festival seni dan budaya yang sudah masuk dalam kalender kegiatan Kementerian Pariwisata.
Pembukaan festival yang dipusatkan di Lapangan Tugu Kelurahan Kampung, Kota Bengkulu itu dihadiri kepala daerah kabupaten dan kota, serta tokoh masyarakat dan para pelaksana ritual Tabot, yakni Kerukunan Keluarga Tabot.
"Kegiatan ini sudah menjadi tradisi bahkan menjadi identitas Bengkulu," kata Junaidi.
Tabot adalah upacara tradisional masyarakat Bengkulu setiap awal tahun baru Hijriah untuk mengenang kisah kepahlawanan dan kematian cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali bin Abi Thalib dalam peperangan dengan pasukan Ubaidillah bin Zaid di padang Karbala, Irak pada 10 Muharam 61 Hijriah (681 M).***1***
(KR-BLW)
(T.KR-BLW/B/R026/R026) 15-10-2015 08:53:00
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015
"Harus kita akui yang datang ke festival baru masyarakat kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu," kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Bengkulu Bujang HR di Bengkulu, Kamis.
Menurutnya, walaupun penyelenggaraan fastival digelar di Kota Bengkulu, namun Pemerintah Kota Bengkulu baru kebagian pengelolaan pasar rakyat saja.
"Untuk tahun selanjutnya kita akan berkoordinasi dengan provinsi bagaimana mengelola rangkaian kegiatan sehingga menarik minat wisatawan nusantara bahkan turis asing," katanya.
Paket wisata tidak lepas dari beberapa unsur penting yang saling terkait, dan membutuhkan peningkatan maupun percepatan pertumbuhan demi menggaet wisatawan.
Menurut pengamat transportasi dan kebijakan publik Universitas Bengkulu Hardiansyah, unsur penting tersebut yakni, transportasi, kebijakan publik daerah terkait perizinan, infrastruktur serta pengelolaan hotel dan kuliner.
"Orang bepergian baik dalam rangka wisata maupun dinas menginginkan kenyamanan," katanya.
"Artinya harus ada pelayanan sesuai ekspektasi pengguna jasa trasportasi. Pelabuhan harus direvitalisasi, begitu juga dengan bandara agar mampu melayani penerbangan domestik dan internasional," ujarnya.
Untuk perizinan usaha, para investor mendapatkan kemudahan serta waktu pengurusan yang ringkas, termasuk yang berkaitan langsung dengan sektor pariwisata.
"Bukan dimudah-mudahkan, tetapi tidak berbelit, pengurusan satu pintu dan tidak memakan waktu," kata dia.
Dari sisi infrastruktur, yang paling penting yakni penyediaan suplai listrik, air bersih, perbaikan jalan dan perbaikan lokasi wisata.
Empat unsur penting dari infrastruktur itu menurut Hardiansyah masih jauh dari standar wisata yang layak dikunjungi turis.
"Kita tidak perlu berbicara promosi, jika infrastruktur sudah bagus, yakinlah itu akan menarik wisatawan," katanya.
Menurutnya, mengupayakan pariwisata agar layak dikunjungi, bukanlah semata mengutamakan atau mengistimewakan turis asing.
Dia menilai pelancong mancanegara menghabiskan biaya besar untuk mengunjungi Bengkulu dengan harapan kepuasan, apabila mereka kecewa maka hal tersebut akan merugikan pariwisata Bengkulu sendiri.
Begitu juga dengan kuliner dan perhotelan di Bengkulu, menurut dia pihak pengelola harus bertindak profesional dalam menawarkan jasa.
"Makanan yang dihidangkan harus sesuai dengan menu yang ditawarkan. Yang menginap jangan dipindah-pindah kamarnya sesuka hati. Fasilitas yang didapat harus sesuai dengan yang dibayar," ujarnya.
Sementara itu, pada Selasa malam (13/10), Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah membuka Festival Tabot 2015, iven tahunan berisi festival seni dan budaya yang sudah masuk dalam kalender kegiatan Kementerian Pariwisata.
Pembukaan festival yang dipusatkan di Lapangan Tugu Kelurahan Kampung, Kota Bengkulu itu dihadiri kepala daerah kabupaten dan kota, serta tokoh masyarakat dan para pelaksana ritual Tabot, yakni Kerukunan Keluarga Tabot.
"Kegiatan ini sudah menjadi tradisi bahkan menjadi identitas Bengkulu," kata Junaidi.
Tabot adalah upacara tradisional masyarakat Bengkulu setiap awal tahun baru Hijriah untuk mengenang kisah kepahlawanan dan kematian cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali bin Abi Thalib dalam peperangan dengan pasukan Ubaidillah bin Zaid di padang Karbala, Irak pada 10 Muharam 61 Hijriah (681 M).***1***
(KR-BLW)
(T.KR-BLW/B/R026/R026) 15-10-2015 08:53:00
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015