Bengkulu (Antara) - Pemerintah Kota Bengkulu mengalokasikan dana Rp360 juta untuk menggelar Festival Tabot 2016 mulai 1 Oktober mendatang.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bengkulu Rosmayetty di Bengkulu, Selasa, mengatakan anggaran tersebut akan dimanfaatkan untuk pembuatan 33 tabot atau tabut.
"Setiap satu tabot kami anggarkan Rp10 juta, jadi jumlah keseluruhan yakni Rp330 juta sementara Rp30 juta sisanya, dianggarkan untuk pembuatan telong-telong (lampion besar dengan berbagai bentuk, red.)," kata dia.
Jumlah yang dianggarkan Kota Bengkulu untuk Festival Tabot 2016, kata dia, naik sekitar Rp60 juta jika dibandingkan dengan anggaran pada pergelaran yang sama pada 2015.
"Kita berharap dengan perhatian seperti ini mampu mempertahankan nilai budaya ini agar tetap ada," kata dia.
Tabot merupakan upacara tradisional masyarakat Bengkulu untuk mengenang kisah kepahlawanan dan kematian cucu Nabi Muhammad SAW bernama Husein bin Ali bin Abi Thalib dalam peperangan di Padang Karbala, Irak pada 10 Muharam 61 Hijriah atau 681 Masehi.
Perayaan Tabot di Bengkulu pertama kali dilaksanakan oleh Syech Burhanuddin yang dikenal sebagai Imam Senggolo pada 1685.
Imam Senggolo kemudian menikah dengan perempuan Bengkulu hingga memiliki keturunan. Cucu dan keturunan Imam Senggolo tetap melakukan upacara Tabot hingga akhirnya mereka dikenal sebagai keluarga Tabot.
Mulanya, inti dari upacara Tabot adalah untuk mengenang upaya pemimpin Syiah dan kaumnya mengumpulkan potongan tubuh Husein, mengarak dan memakamkannya di Padang Karbala.
Istilah Tabot sendiri berasal dari kata Arab, "Tabut" yang secara harfiah berarti kotak kayu atau peti.
Festival Tabot saat ini berisikan banyak kegiatan seni dan budaya, antara lain tari kreasi baru, pemilihan Putri Hijab, lomba rebana, arak sorban, lomba telong-telong, dan diakhiri dengan Tabot Tebuang. ***4***