Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu menyebutkan harga jual biji kopi kering di daerah ini terus membaik, dan petani setempat diminta untuk terus menjaga kualitas kopi yang dihasilkan.

"Alhamdulillah kalau hari ini harga jual biji kopi kualitas asalan sudah sampai Rp52.000 per kg. Petani kami imbau untuk tidak euforia karena saat ini baru sebagian yang panen," kata Kepala Distankan Rejang Lebong Amrul Eby saat dihubungi di Rejang Lebong, Minggu.

Dia menjelaskan, harga jual biji kopi saat bulan puasa Ramadhan tersebut melambung tinggi dibandingkan bulan puasa Ramadhan tahun sebelumnya yang hanya berkisar Rp20.000 per kg.

Meroketnya harga jual biji kopi ini, kata dia, dipengaruhi oleh produksi kopi dunia yang menurun akibat pengaruh cuaca ekstrem yang melanda sejumlah negara penghasil kopi.

"Petani kopi Kabupaten Rejang Lebong kami minta untuk bijak dalam mengelola hasil kebun, dan tidak terpengaruh pola hidup konsumtif karena harga komoditas pertanian ini bisa turun naik. Akan lebih baik hasilnya ditabung," katanya pula.

Iskandar (45), petani kopi yang ada di Kecamatan Curup Timur merasa bersyukur dengan adanya kenaikan harga jual biji kopi belakangan ini, dan berharap harga akan terus stabil sampai tiba musim panen kopi nanti.

"Saat ini buahnya masih hijau, kalau pun ada yang sudah dipanen itu masih sedikit. Kami perkirakan pada April nanti sudah banyak buah kopi yang siap panen," ujarnya lagi.

Data dari Distankan Kabupaten Rejang Lebong menyebutkan sampai dengan tahun 2022 lalu, luas perkebunan kopi rakyat di wilayah itu 30.386,5 hektare, terdiri dari perkebunan kopi robusta seluas 29.854,50 hektare dan perkebunan kopi arabika 532 hektare.

Berdasarkan luasan perkebunan kopi ini per tahun hasilnya mencapai 16.771,5 ton, dengan rincian produksi biji kopi jenis robusta per tahun sebanyak 16.561,8 ton dengan rata-rata produksi 895,34 kg setiap hektare. Kemudian kopi jenis arabika per tahun menghasilkan sebanyak 209,6 ton dengan rata-rata produksi 822,56 kg per hektare.

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024