AS akan terus mendesak Israel untuk melindungi pekerja bantuan kemanusiaan, kata Departemen Pertahanan AS, yang juga dikenal sebagai Pentagon, Selasa (2/4).
"Kami akan terus mendesak mereka untuk melindungi warga Palestina yang tidak bersalah, untuk melindungi pekerja bantuan kemanusiaan, dan hal itu datang dari tingkat tertinggi pemerintahan," kata juru bicara Sabrina Singh kepada wartawan.
AS akan terus mendorong Israel untuk menegakkan hukum kemanusiaan untuk memastikan bahwa "mereka melakukan segala kemungkinan untuk melindungi nyawa tak berdosa di Gaza," tambahnya.
Baca juga: Inggris panggil dubes Israel menyusul tewasnya pekerja bantuan di Gaza
Pernyataan tersebut muncul satu hari setelah tujuh pekerja bantuan dari World Central Kitchen (WCK) tewas dalam serangan Israel di Jalur Gaza.
Ketujuh pekerja bantuan tersebut memiliki kewarganegaraan Australia, Polandia, Inggris dan Palestina, serta warga negara ganda AS-Kanada.
Militer Israel mengatakan pihaknya sedang melakukan tinjauan menyeluruh di tingkat tertinggi untuk memahami keadaan insiden "tragis" tersebut.
“Hati kami tertuju pada mereka yang kehilangan nyawa dalam serangan itu. Mereka adalah pekerja bantuan kemanusiaan yang memberikan bantuan penyelamatan jiwa kepada warga Palestina di Gaza," kata Singh.
Baca juga: Khamenei: Kami akan buat Israel sesali serangannya di Konsulat Iran
Singh menambahkan bahwa Israel bertanggung jawab atas serangan tersebut dan menambahkan bahwa Pentagon menyambut baik penyelidikan "segera" atas insiden tersebut.
AS ingin penyelidikan ini dilakukan “independen, agar bisa mengumpulkan fakta dan memastikan hal seperti ini tidak akan terjadi lagi,” kata Singh.
Dia juga menambahkan bahwa Washington yakin bahwa Israel “bisa melakukan hal ini, dan belajar dari kesalahan mereka dan memahami serta membuat rencana yang lebih baik untuk operasi di masa depan, baik di Gaza atau di tempat lain.”
Dia mengatakan Pentagon “sangat konsisten dan berulang-ulang” dalam pembicaraan dengan Tel Aviv mengenai perlindungan nyawa tak berdosa di Gaza.
Israel telah melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan kurang dari 1.200 orang.
Baca juga: Iran kirim pesan penting ke AS atas dugaan serangan Israel di konsulat
Lebih dari 32.900 warga Palestina telah terbunuh dan 75.494 orang terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.
Israel telah memberlakukan blokade yang melumpuhkan Jalur Gaza, menyebabkan penduduknya, khususnya penduduk Gaza utara, berada di ambang kelaparan.
Perang Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah itu telah rusak atau hancur, menurut PBB.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ), yang pekan lalu meminta Israel berbuat lebih banyak untuk mencegah kelaparan di Gaza.
Sumber: Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024
"Kami akan terus mendesak mereka untuk melindungi warga Palestina yang tidak bersalah, untuk melindungi pekerja bantuan kemanusiaan, dan hal itu datang dari tingkat tertinggi pemerintahan," kata juru bicara Sabrina Singh kepada wartawan.
AS akan terus mendorong Israel untuk menegakkan hukum kemanusiaan untuk memastikan bahwa "mereka melakukan segala kemungkinan untuk melindungi nyawa tak berdosa di Gaza," tambahnya.
Baca juga: Inggris panggil dubes Israel menyusul tewasnya pekerja bantuan di Gaza
Pernyataan tersebut muncul satu hari setelah tujuh pekerja bantuan dari World Central Kitchen (WCK) tewas dalam serangan Israel di Jalur Gaza.
Ketujuh pekerja bantuan tersebut memiliki kewarganegaraan Australia, Polandia, Inggris dan Palestina, serta warga negara ganda AS-Kanada.
Militer Israel mengatakan pihaknya sedang melakukan tinjauan menyeluruh di tingkat tertinggi untuk memahami keadaan insiden "tragis" tersebut.
“Hati kami tertuju pada mereka yang kehilangan nyawa dalam serangan itu. Mereka adalah pekerja bantuan kemanusiaan yang memberikan bantuan penyelamatan jiwa kepada warga Palestina di Gaza," kata Singh.
Baca juga: Khamenei: Kami akan buat Israel sesali serangannya di Konsulat Iran
Singh menambahkan bahwa Israel bertanggung jawab atas serangan tersebut dan menambahkan bahwa Pentagon menyambut baik penyelidikan "segera" atas insiden tersebut.
AS ingin penyelidikan ini dilakukan “independen, agar bisa mengumpulkan fakta dan memastikan hal seperti ini tidak akan terjadi lagi,” kata Singh.
Dia juga menambahkan bahwa Washington yakin bahwa Israel “bisa melakukan hal ini, dan belajar dari kesalahan mereka dan memahami serta membuat rencana yang lebih baik untuk operasi di masa depan, baik di Gaza atau di tempat lain.”
Dia mengatakan Pentagon “sangat konsisten dan berulang-ulang” dalam pembicaraan dengan Tel Aviv mengenai perlindungan nyawa tak berdosa di Gaza.
Israel telah melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan kurang dari 1.200 orang.
Baca juga: Iran kirim pesan penting ke AS atas dugaan serangan Israel di konsulat
Lebih dari 32.900 warga Palestina telah terbunuh dan 75.494 orang terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.
Israel telah memberlakukan blokade yang melumpuhkan Jalur Gaza, menyebabkan penduduknya, khususnya penduduk Gaza utara, berada di ambang kelaparan.
Perang Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah itu telah rusak atau hancur, menurut PBB.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ), yang pekan lalu meminta Israel berbuat lebih banyak untuk mencegah kelaparan di Gaza.
Sumber: Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024