Madrid (Antara/AFP) - Alvaro Pineda (11) bermain catur di rumahnya sejak berusia lima tahun. Sekarang, ia juga bermain catur di kelas.

Dalam upaya meningkatkan kemampuan matematika dan membaca murid, semakin banyak sekolah di Spanyol membuat klub catur, beberapa bahkan menjadikannya kelas wajib.

"Ini (catur) betul-betul meningkatkan kemampuan mental Anda. Saya sudah banyak kemajuan," kata Alvaro, di kelas catur sekolahnya di Madrid utara.

"Anda harus betul-betul fokus pada papan tempat bidak itu berada dan banyak berpikir untuk langkah selanjutnya, yang membantu memperkuat ingatan," tambah dia.

Parlemen Spanyol pada 2015 secara aklamasi menyetujui undang-undang yang membolehkan pemerintah daerah memperkenalkan catur sebagai pelajaran wajib atau pilihan di sekolah.

UU tersebut mendapatkan dukungan aklamasi yang langka dari para legislator partai pesaing.

Wakil ketua partai oposisi Partai Sosialis yang membuat rancangan itu, Pablo Martin Pere, mengutip hasil studi yang mengatakan bahwa bermain catur selama satu jam seminggu bisa meningkatkan kemampuan matematika siswa hingga 30 persen.

Kajian pendidikan yang dilakukan oleh kelompok ekonomi OECD menunjukkan bahwa siswa di Spanyol ketinggalan dalam bidang matematika dan membaca, dibandingkan dengan rekan-rekan mereka di negara maju lain.


Master di sekolah
Kelas yang diikuti oleh Alvaro, di Sekolah Aldebaran di kota pinggiran Madrid, Tres Cantos, dioperasikan oleh para master dari klub catur setempat.

Meski demikian, beberapa pihak mengatakan bahwa guru pun bisa dilatih untuk menjalankan tugas itu.

Salah satu instruktur, Javier Martinez Navascues (24) membagi waktu pelajaran antara permainan catur, teori dan menunjukkan kepada siswa "hal-hal menarik yang betul-betul mereka sukai, langkah-langkah seperti 'paku' dan 'serangan sinar-x'"

Ia mengatakan pelatihan selama dua atau tiga minggu cukup untuk mempersiapkan guru sekolah untuk memngajar kelas catur.

Namun presiden klub catur setempat Daniel Gil tidak sepakat.

"Sepertinya para instruktur itu menjadi master catur," katanya.

"Mereka mempunyai pengalaman tertentu dalam mengajar," kata dia, namun kelas catur juga membutuhkan pengetahuan khusus. "Ada banyak hal soal catur," katanya.

    
Tidak membosankan
Kalmykia di wilayah selatan Rusia merupakan pelopor penggunaan catur sebagai sarana pendidikan resmi, dan memperkenalkannya sebagai mata pelajaran di sekolah pada 1996.

Armenia menjadi negara pertama yang memberlakukan kebijakan itu secara nasional pada 2011. Meksiko menyusul pada 2014, demikian juga Tiongkok, India, dan Jerman.

Di Spanyol, salah satu pemain ternama catur adalah Adriana Salazar, master catur internasional dan juara nasional sembilan kali di negara asalnya Kolombia.

Ia memperkenalkan catur pada anak-anak pra-sekolah dengan meletakkan papan catur raksasa di lantai.

"Mereka belajar masalah persegi, baris dan kolom, diagonal, dan kami melompat di sekitar papan. Saya mengatakan kepada anak-anak terkecil bahwa ini adalah tanah vanila dan coklat," katanya.

Metodenya digunakan di 143 sekolah di Spanyol, 50 di Kolombia dan 12 di Miami.

Ia mengatakan permainan itu mampu mengembangkan pemikiran anak-anak dan "kemampuan serta nilai-nilai sosial mereka".

"Tujuannya adalah untuk membuat anak-anak mencintainya dan memukau gurunya", untuk menunjukkan pada mereka "bahwa ini tidak membosankan ataupun sulit," kata Salazar, "Itulah ambisi saya."

Di Tres Cantos, Rodrigo Gomez (11) berbalik ke arah gurunya dengan gembira.

"Javi ada dua pertahanan dan Saya masih bisa memberinya skak mat!" katanya berseru.

"Ini seharusnya jadi (pelajaran) wajib," tambah dia.

Adam Maltoni (9) lebih berhati-hati. "Saya tidak suka ini jadi pelajaran wajib. Adalah pilihan masing-masing orang, apakah mereka mau bermain catur," katanya.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015