Menteri Luar Negeri Venezuela Yvan Gil pada Minggu (7/4) mengecam "kebungkaman" Amerika Serikat dan Kanada atas penyerbuan kedutaan Meksiko di Ekuador oleh polisi setempat sebagai hal yang "memalukan, tetapi tidak mengejutkan."

Sebelumnya, pada Jumat malam (5/4) hingga Sabtu a(6/4), polisi Ekuador menyerbu masuk ke dalam kompleks Kedubes Meksiko di Quito dengan menggunakan kendaraan bersenjata untuk menangkap mantan Wakil Presiden Ekuador Jorge Glas, yang telah lama berlindung di sana, menurut laporan sejumlah media.

Menyusul peristiwa itu, Mexico City memutuskan hubungan diplomatik dengan Quito.

"Diamnya pemerintah AS dan Kanada mengenai penculikan Jorge Glas dan pelanggaran kedaulatan Meksiko oleh Pemerintah Ekuador adalah tindakan yang memalukan, tetapi bukan tindakan yang mengejutkan," tulis Gil dalam unggahan di platform X.

Dalam unggahan tersebut, Gil menyatakan kebungkaman itu bukan tindakan yang mengejutkan karena kedua negara itu terbiasa memanfaatkan hukum internasional untuk menyerang negara-negara berdaulat.

Tetapi AS dan Kanada tetap diam di hadapan tindakan barbar yang jelas nyata yang dilakukan oleh sejumlah "antek-antek mereka".

Amerika Latin akan menemukan cara untuk "memulihkan keadilan", tambahnya.

Pada Sabtu, Presiden Venezuela Nicolas Maduro menyebut tindakan Ekuador sebagai “tindakan barbarisme.”

Glas sebelumnya menjalani hukuman lima tahun penjara karena suap dan konspirasi kriminal sebelum dibebaskan pada akhir 2022.

Namun, pada Desember 2023, ia dijatuhi hukuman enam tahun penjara lagi dalam kasus korupsi yang melibatkan perusahaan konstruksi Brazil Odebrecht, yang saat ini dikenal sebagai Novonor.

Glas berlindung di Kedubes Meksiko pada bulan yang sama, sebelum surat perintah resmi penangkapannya dikeluarkan. Pada 5 April 2024, Meksiko memutuskan memberikan suaka politik kepada Glas.

Ekuador menyebut keputusan Meksiko itu ilegal dan menuntut ekstradisi sang politisi.

Sumber: Sputnik

Pewarta: M Razi Rahman

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024