Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu, sedang menghitung kerugian akibat banjir bandang yang melanda tujuh kecamatan di wilayah itu pada 16 April 2024 lalu.
Kepala Pelaksana BPBD Lebong Tantomi saat dihubungi di Lebong, Sabtu, mengatakan banjir bandang di wilayah itu terjadi akibat luapan Sungai Ketahun sehingga menyebabkan 29 desa tersebar di tujuh kecamatan terdampak yakni Kecamatan Topos, Rimbo Pengadang, Bingin Kuning, Lebong Sakti, Uram Jaya Amen, dan Lebong Utara.
"Kita masih melakukan penghitungan kerugian yang ditimbulkan banjir dan tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Lebong pada 16 April 2024. Ini dilakukan untuk menghitung biaya rehabilitasi dan rekonstruksi," kata dia.
Dia menjelaskan penghitungan nilai kerugian akibat bencana alam tersebut untuk melihat kemampuan keuangan daerah dalam proses rehabilitasi pascabencana.
Akibat kejadian banjir dan tanah longsor yang menimpa tujuh kecamatan di Kabupaten Lebong, kata dia, sudah dilaporkan ke BPBD Provinsi Bengkulu dan BNPB, sehingga nanti Pemprov Bengkulu maupun pemerintah pusat bisa langsung memberikan penanganan.
Sementara itu, lima hari setelah kejadian banjir bandang dan tanah longsor ini tim gabungan TNI/Polri, BPBD, relawan, dan warga masing-masing kecamatan sudah melakukan gotong royong pembersihan bekas material banjir dan longsor.
Berdasarkan data BPBD Lebong diketahui jumlah warga yang terdampak mencapai 2.712 jiwa, kemudian sebanyak 195 unit rumah warga rusak, 24 jembatan gantung rusak dan ada yang putus, kemudian jalan dan 15 unit fasilitas umum rusak, 15 unit tempat usaha rusak, serta ratusan hektare areal pertanian rusak.
Sebelumnya, banjir akibat luapan Sungai Ketahun di Kabupaten Lebong yang terjadi pada Selasa (16/4) pagi telah menyebabkan 29 desa tersebar di tujuh kecamatan yang terdampak yakni Kecamatan Topos, Rimbo Pengadang, Bingin Kuning, Lebong Sakti, Uram Jaya Amen, dan Lebong Utara.
Dalam kejadian bencana alam ini tidak ada korban jiwa, namun kerugian yang timbul diperkirakan mencapai miliaran rupiah.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024
Kepala Pelaksana BPBD Lebong Tantomi saat dihubungi di Lebong, Sabtu, mengatakan banjir bandang di wilayah itu terjadi akibat luapan Sungai Ketahun sehingga menyebabkan 29 desa tersebar di tujuh kecamatan terdampak yakni Kecamatan Topos, Rimbo Pengadang, Bingin Kuning, Lebong Sakti, Uram Jaya Amen, dan Lebong Utara.
"Kita masih melakukan penghitungan kerugian yang ditimbulkan banjir dan tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Lebong pada 16 April 2024. Ini dilakukan untuk menghitung biaya rehabilitasi dan rekonstruksi," kata dia.
Dia menjelaskan penghitungan nilai kerugian akibat bencana alam tersebut untuk melihat kemampuan keuangan daerah dalam proses rehabilitasi pascabencana.
Akibat kejadian banjir dan tanah longsor yang menimpa tujuh kecamatan di Kabupaten Lebong, kata dia, sudah dilaporkan ke BPBD Provinsi Bengkulu dan BNPB, sehingga nanti Pemprov Bengkulu maupun pemerintah pusat bisa langsung memberikan penanganan.
Sementara itu, lima hari setelah kejadian banjir bandang dan tanah longsor ini tim gabungan TNI/Polri, BPBD, relawan, dan warga masing-masing kecamatan sudah melakukan gotong royong pembersihan bekas material banjir dan longsor.
Berdasarkan data BPBD Lebong diketahui jumlah warga yang terdampak mencapai 2.712 jiwa, kemudian sebanyak 195 unit rumah warga rusak, 24 jembatan gantung rusak dan ada yang putus, kemudian jalan dan 15 unit fasilitas umum rusak, 15 unit tempat usaha rusak, serta ratusan hektare areal pertanian rusak.
Sebelumnya, banjir akibat luapan Sungai Ketahun di Kabupaten Lebong yang terjadi pada Selasa (16/4) pagi telah menyebabkan 29 desa tersebar di tujuh kecamatan yang terdampak yakni Kecamatan Topos, Rimbo Pengadang, Bingin Kuning, Lebong Sakti, Uram Jaya Amen, dan Lebong Utara.
Dalam kejadian bencana alam ini tidak ada korban jiwa, namun kerugian yang timbul diperkirakan mencapai miliaran rupiah.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024