Rejanglebong (Antara) - Perajin gula aren atau gula batok di Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, membutuhkan bantuan permodalan untuk mengembangkan usaha mereka.

Menurut Kepala Desa Air Meles Atas, Kecamatan Selupu Rejang, Wahyono, Senin, perajin gula aren tidak bisa mengembangkan usahanya dan terbatas hanya mengandalkan pinjaman dari tengkulak atau pedagang penampung gula di desa mereka.

"Rata-rata perajin gula aren ini sudah punya utang dengan pedagang penampung, jadi gula yang dibuat duitnya sudah habis duluan. Kalau tidak seperti ini mereka tidak bisa makan atau meneruskan usahanya," kata Wahyono.

Kalangan perajin gula aren setempat tambah dia, meminjam modal atau ada yang diberikan langsung oleh pedagang penampung walau pun tidak meminjam dengan syarat gula yang dihasilkan perajin ini harus dijual dengan mereka dengan harga pasaran di desa itu.

Sejauh ini usaha membuat gula aren atau gula batok di desa yang di pimpin Wahyono merupakan pekerjaan utama warganya, dari 602 kepala keluarga (KK) tercatat 596 KK adalah pembuat gula aren.

Jika kondisi sadapan air nira dari pohon aren lagi normal kata dia, produksi gula aren di Desa Air Meles Atas ini perharinya bisa mencapai 5 ton, sedangkan jika lagi musim kemarau bisa turun antara 3,5-4 ton per hari.

Gula batok yang dihasilkan petani daerah itu saat ini dihargai pembeli di desa mereka Rp12.000-13.000 per kg, di mana para pembeli ini umumnya sudah menjadi pelanggan tetap dan memberikan pinjaman modal lebih dahulu kepada masing-masing perajin sehingga tidak dijual ke pihak lain.

Sementara itu menurut Parman (55) salah seorang perajin gula batok di Desa Air Meles Atas ini mengatakan, gula yang mereka hasilkan itu dipasarkan oleh pedagang pengumpul ataupun agen guna memenuhi kebutuhan pasar terutama di Kota Bengkulu, Kota Palembang serta kabupaten lainnya di Provinsi Sumsel, kemudian Provinsi Jambi, Lampung dan daerah lainnya.

Tanaman aren yang menjadi sumber perekonomian masyarakat ini merupakan tanaman yang ditanam dengan menggunakan bibit yang dibagikan Pemkab Rejanglebong dan bantuan Pemprov Bengkulu pada tahun 1990-an lalu dan telah beberapa kali diremajakan itu tumbuh subur di pekarangan rumah, kebun dan sepanjang jalan di desa itu.***3*** 

Pewarta: Nur Muhammad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015