Bengkulu (Antara) - Komunitas Mangrove Bengkulu menanam lebih 3.000 batang mangrove jenis Rhizopora, Bruguera, dan Ceriops di kawasan Taman Wisata Alam Pantai Panjang, untuk merestorasi ekosistem mangrove kawasan ini.

"Kami tidak hanya menanam, tapi juga memelihara untuk memastikan mangrove itu tumbuh dengan baik," kata Pengurus Komunitas Mangrove Bengkulu, Ziya Uzzikri, di Bengkulu, Senin.

Komunitas itu menargetkan akan menanam 10 ribu batang mangrove di Taman Wisata Alam (TWA) Pantai Panjang untuk mengembalikan fungsi ekosistem mangrove di pesisir tersebut.

Ekosistem hutan mangrove, menurut Ziya, memiliki peran strategis bagi ekologi dan ekonomi, termasuk sebagai benteng pertahanan daratan dari gelombang tinggi dan ancaman bencana gempa bumi dan tsunami.

"Penanaman mangrove 10.000 batang ini kami lakukan bersama dengan lembaga lain, seperti Yapeka dan didukung BKSDA Bengkulu," ujarnya pula.

Menurut Ziya, sejak 2011 pihaknya sudah mulai menanam mangrove di sejumlah wilayah pesisir di Kota Bengkulu.

Selain kawasan Pantai Panjang, lokasi lain yang sudah ditanami mangrove itu, antara lain muara anak sungai Pondok Besi, muara Sungai Hitam, dan muara Sungai Bengkulu.

"Kami berupaya mengajak semua pihak untuk bersama-sama merawat pesisir dengan menjaga ekosistem mangrove yang ada," kata dia.

Ziya menambahkan bahwa ancaman utama terhadap ekosistem mangrove adalah alih fungsi untuk permukiman, pertambakan maupun perkebunan.

Padahal, secara ekologis habitat mangrove menjadi tempat memijah biota laut yang secara ekonomis akan menjamin keberlangsungan profesi nelayan.

Hutan mangrove atau disebut juga hutan bakau adalah hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa berair payau yang terletak pada garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut.

Ekosistem ini tumbuh khususnya di tempat-tempat terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik.

Selain sebagai tempat pemijahan ikan, pelindung dari abrasi pantai dan sebagai sumber pangan, mangrove juga menyimpan karbon untuk mitigasi perubahan iklim.***1***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015