Mukomuko (Antara) - Penjabat Bupati Mukomuko, Provinsi Bengkulu, Tarmizi minta media massa terutama koran lokal di daerah itu berimbang dalam pemberitaannya, guna menghindari pikiran negatif dari masyarakat terkait kinerja pemerintah setempat.

"Kalau bisa media itu berimbang. Dan kritikan yang disampaikan melalui media itu hendaknya yang membangun agar masyarakat tidak `negative thinking` dalam menterjemahkan bahasa berita," kata Tarmizi di Mukomuko, Sabtu malam.

Ia mengatakan, bagi masyarakat perkotaan, bahasa kritis pemberitaan tentang misalnya kinerja pemerintah, kemungkinan masih bisa dinilai sesuai dengan nalar masyarakat.

Tetapi, menurutnya, sebaliknya dengan masyarakat yang tingkat pengetahuan dan nalar masih rendah kemungkinan yang keluar adalah pikiran negatif ketika membaca pemberitaan di media massa.

"Misalnya pemerintah gagal dalam sebuah kegiatan pembangunan. Bagi masyarakat yang nalarnya rendah, maka penilaiannya terhadap pemerintah itu bisa buruk. Padahal ada sisi lain yang tidak terungkap. Jadi pemberitaan seharusnya berimbang," ujarnya.

Terkait dengan tugas dan fungsi pers, ia mengaku tidak begitu mengetahui lebih jauh tentang kode etik jurnalistik dan kebebasan dalam menyampaikan pendapat.

Ia berharap, media itu dapat memberikan edukasi atau pendidikan kepada masyarakat agar keberadaan media itu dapat membuat masyarakat setempat menjadi pintar.

Menurutnya, tidak hanya berita sensasi saja yang disenangi untuk menambah oplah koran, tetapi berita tentang perkembangan perkebunan kelapa sawit juga menarik untuk diberitakan.

"Kalau ada berita soal perkembangan tanaman kelapa sawit setiap hari pasti disenangi masyarakat yang berkebun sawit," ujarnya. ***2***

Pewarta: Ferri Arianto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015