Mukomuko (Antara) - Aktivis lingkungan dari Yayasan Genesis Bengkulu menyarankan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) untuk penerangan bagi warga desa penyangga kawasan hutan produksi terbatas yang belum tersentuh aliran listrik dari Perusahaan Listrik Negara di Kabupaten Mukomuko.

"Solusi bagi warga Desa Lubuk Selandak adalah PLTMH karena desa penyangga dengan kawasan hutan produksi terbatas (HPT) Air Ipuh itu memiliki potensi air terjun setinggi 100 meter untuk mendorong dinamo," kata Aktivis dari Yayasan Genesis Bengkulu Suprintri Yosar, di Mukomuko, Selasa.

Ia mengatakan hal itu menanggapi keluhan dari warga Desa Lubuk Selandak yang mempertanyakan jatah program listrik desa di wilayahnya. Meskipun sudah ada tiang dan kabel listrik tetapi aliran listrik belum masuk ke rumah penduduk.

Ia mengatakan, warga di desa itu sudah selama tiga tahun terakhir menunggu kejelasan program listrik masuk desa. Karena kabel dan tiang listrik milik PLN sudah masuk ke desa itu.

"Warga di sana sudah riang karena sudah ada kabel dan tiang listrik tetapi setelah mereka mendaftar sebesar Rp3,5 juta per orang, sampai sekarang belum ada kejelasan," ujarnya.

Kalau informasi dari warga, katanya, karena tegangan listrik dari PLN masih rendah sehingga tidak sampai ke desa itu.

Untuk itu, katanya, bagaimana supaya dibangun PLTMH di desa itu. Menggunakan uang pendaftaran warga ke PLN sebesar Rp300 juta.

Pihaknya, katanya, siap mendampingi kalau ada warga di desa tersebut yang mempunyai ide seperti itu.

Selain itu, ia yakin, Kantor Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) punya program energi terbarukan.

Terkait dengan anggaran sebesar Rp300 juta untuk pembangunan PLTMH, ia menyebutkan, sebesar Rp150 juta untuk membeli dinamo dan sebesar Rp150 juta untuk pembelian kabel listrik.

"Tinggal lagi biaya instalasi utama untuk masuk ke rumah dengan modal dari warga," ujarnya.

Ia mengatakan, pembangunan PLTMH itu sebaiknya dilakukan bersama-sama oleh warga dengan cara gotong royong guna meminimalisir pengeluaran. ***1***

Pewarta: Ferri Arianto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016