Bengkulu (Antara) - Jalur pendakian tetap dibuka untuk umum pasca insiden meninggalnya dua orang pendaki Gunung Berapi Bukit Kaba Kabupaten Rejang Lebong , Provinsi Bengkulu, yang meninggal tersambar petir pada Minggu (17/1).

Pengamat Gunung Api Bukit Kaba, Sigit Widiyanto di Bengkulu, Senin, mengatakan status Bukit Kaba dinilai masih tetap aman untuk pendaki.

"Hanya saja kita meminta yang berkemah di puncak untuk turun," kata dia.

Imbauan tersebut, bukan karena status Bukit Kaba sebagai gunung berapi, tetapi karena faktor cuaca hujan disertai petir yang membahayakan keselamatan pendaki.

"Biasanya pendaki pada hari Senin seperti ini memang sepi, tetapi mereka yang mendaki dan berkemah dari hari sebelum-sebelumnya kemungkinan masih ada di atas," katanya.

Sementara itu Prakirawan Stasiun Meteorologi Kelas III Fatmawati Soekarno BMKG, Bengkulu, Pebri Surgiansyah, mengatakan masyarakat hendaknya waspada hujan disertai angin kencang melanda Bengkulu.

"Ada kemungkinan hujan disertai petir. Angin bertiup bisa mencapai 36 kilometer per jam," ucapnya.

Diketahui dua orang pendaki Gunung Kaba, Asih (21) dan Maspuri (21) tewas tersambar petir saat berada di puncak gunung setinggi 1.900 meter di atas permukaan laut itu pada Minggu (17/1) sore.

Pengakuan korban selamat, peristiwa itu terjadi saat salah seorang dari rombongan ini bermain telepon seluler di tengah cuaca yang cerah, sedangkan di kaki Bukit Kaba saat itu sedang turun hujan deras. Seketika petir datang menyambar rombongan ini yang posisinya berada di dekat tangga puncak Bukit Kaba.

Bukit Kaba di Kabupaten Rejanglebong, merupakan gunung api aktif yang menjadi favorit para pendaki untuk mengisi libur dan akhir pekan.***4***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016