Mukomuko (Antara) - Penjabat Bupati Mukomuko, Provinsi Bengkulu Tarmizi mengaku prihatin terhadap kondisi daerahnya yang memiliki potensi sumber daya alam begitu besar tetapi jumlah warga miskinnta meningkat.

"Potensi sumber daya alam di daerah ini sangat besar. Di sektor perkebunan misalnya, tahun ini jumlah pabrik 'Crude Palm Oil' (CPO) di Mukomuko bertambah dari 11 jadi 14 unit. Belum lagi luas sawah mencapai 9.000 hektare. Tetapi mirisnya jumlah warga miskin bertambah," kata Tarmizi, di Mukomuko, Selasa malam.

Tarmizi mengatakan hal itu saat menyampaikan sambutan pada acara ramah tamah dengan Penjabat Gubernur Bengkulu Suhajar Diantoro beserta rombongan pejabat eselon dua di lingkungan pemerintah provinsi setempat.

Ia mencatat seluas 200 ribu hektare lahan perkebunan kelapa sawit di daerah itu. Seluas sekitar 100 ribu hektare lahan perkebunan milik masyarakat.

Namun, katanya, daerah yang berpenduduk sebanyak 164 ribu jiwa itu masih banyak yang miskin. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2011 jumlah warga miskin yang menerima jatah beras sebanyak 8.000 rumah tangga sasaran.

Tetapi, katanya, data tahun 2014 jumlah warga miskin tersebut meningkat drastis menjadi 14.000 tumah tangga. Peningkatan jumlah warga miskin itu hanya berjarak selama tiga tahun.

Seharusnya, katanya, dengan potensi yang ada di daerah itu, warga yang kategori miskin itu tidak bertambah.

Namun, katanya, semua itu tidak terlepas dari rendahnya harga jual tandan buah segar (TBS) kelapa sawit petani.

Ia mengusulkan, agar penetuan harga TBS kelapa sawit di Mukomuko. Ini menjadi pekerjaan rumah bagi dinas perkebunan provinsi setempat. Kartena dari sembilan kabupaten/kota di Bengkulu, Kabupaten Mukomuko terbesar perkebunan kelapa sawitnya.

Terkait rendahnya harga TBS kelapa sawit di daerah itu, ia mengatakan, telah berkoordinasi dengan sekretaris daerah (Sekda). Dan solusinya di daerah itu harus ada industri hilir.

Sehingga, lanjutnya, TBS kelapa sawit petani bernilai tinggi karena dari  hasil pengolahan TBS kelapa sawit dapat diolah menjadi berbagai macam produk olahan yang layak di jual di pasar.

"Sehingga tidak berpengaruh fluktuasi harga," ujarnya. ***4***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016