Rejanglebong (Antara) - Dinas Kesehatan Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, memberikan vaksin antirabies (VAR) terhadap keluarga korban meninggal dunia akibat terkena gigitan kucing liar beberapa waktu lalu.
Kabid Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P3PL) Dinas Kesehatan Rejanglebong, Nunung Tri Mulyati, Jumat, menjelaskan VAR itu diberikan kepada Surasmi (66) warga Jalan Kali Akar RT 13 Kelurahan Karang Anyar Kecamatan Curup Utara.
"Pemberian VAR ini dilakukan menyusul meninggalnya cucu Surasmi bernama Gery, umur 13 tahun akibat terkena rabies setelah digigit kucing liar pada 6 November 2015. Korban Gery meninggal dunia pada Jumat, 15 Januari 2016," kata Nunung.
Pemberian VAR tersebut, sebagai langkah antisipasi agar kasus rabies yang dialami korban Gery tidak menular kepada neneknya yang sempat merawat cucunya.
Vaksinasi yang sama tambah dia, juga sudah diberikan kepada ayah kandung korban Sofian Effendi (45), yang dilakukan Rabu (20/1) bertempat di Dinas Kesehatan Rejanglebong.
"Ayah dan nenek korban ini selanjutnya akan diberikan suntikan yang sama sebanyak empat kali, dengan rentang penyuntikan dilakukan setiap satu minggu sekali. Untuk penyuntikan VAR ini akan dilayani oleh Puskesmas Kampung Delima Kecamatan Curup Utara," ujarnya.
Untuk itu dia mengimbau warga daerah itu jika terkena gigitan hewan penular rabies (HPR) berupa kucing, kera dan anjing agar segera berobat ke Puskesmas terdekat, karena jika terlambat korban dalam rentang waktu dua bulan bisa meninggal dunia.
Warga yang terkena gigitan HPR ini akan diberikan suntikan HPR secara gratis.
Sementara itu nenek korban, Surasmi mengatakan Gery selama ini tinggal dengan dirinya karena kedua orangtuanya bercerai.
Pada 6 November 2015, Gery bersama teman-teman bermain di sekitar Jalan Kartini Kelurahan Air Sengak.
Korban digigit kucing liar yang muncul dari bawah mobil, kemudian kedua temannya langsung suntik ke Puskesmas sedangkan dirinya baru melakukannya keesokan harinya di Puskesmas Curup.
"Sebelum meninggal, dia sempat gelisah dan dari mulutnya mengeluarkan darah, serta keluar busa. Saya sempat nangis dan membersihkan busa yang keluar dari mulutnya. Setelah dua hari dirawat di rumah, dia meninggal dunia," kata Surasmi. ***4***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016
Kabid Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P3PL) Dinas Kesehatan Rejanglebong, Nunung Tri Mulyati, Jumat, menjelaskan VAR itu diberikan kepada Surasmi (66) warga Jalan Kali Akar RT 13 Kelurahan Karang Anyar Kecamatan Curup Utara.
"Pemberian VAR ini dilakukan menyusul meninggalnya cucu Surasmi bernama Gery, umur 13 tahun akibat terkena rabies setelah digigit kucing liar pada 6 November 2015. Korban Gery meninggal dunia pada Jumat, 15 Januari 2016," kata Nunung.
Pemberian VAR tersebut, sebagai langkah antisipasi agar kasus rabies yang dialami korban Gery tidak menular kepada neneknya yang sempat merawat cucunya.
Vaksinasi yang sama tambah dia, juga sudah diberikan kepada ayah kandung korban Sofian Effendi (45), yang dilakukan Rabu (20/1) bertempat di Dinas Kesehatan Rejanglebong.
"Ayah dan nenek korban ini selanjutnya akan diberikan suntikan yang sama sebanyak empat kali, dengan rentang penyuntikan dilakukan setiap satu minggu sekali. Untuk penyuntikan VAR ini akan dilayani oleh Puskesmas Kampung Delima Kecamatan Curup Utara," ujarnya.
Untuk itu dia mengimbau warga daerah itu jika terkena gigitan hewan penular rabies (HPR) berupa kucing, kera dan anjing agar segera berobat ke Puskesmas terdekat, karena jika terlambat korban dalam rentang waktu dua bulan bisa meninggal dunia.
Warga yang terkena gigitan HPR ini akan diberikan suntikan HPR secara gratis.
Sementara itu nenek korban, Surasmi mengatakan Gery selama ini tinggal dengan dirinya karena kedua orangtuanya bercerai.
Pada 6 November 2015, Gery bersama teman-teman bermain di sekitar Jalan Kartini Kelurahan Air Sengak.
Korban digigit kucing liar yang muncul dari bawah mobil, kemudian kedua temannya langsung suntik ke Puskesmas sedangkan dirinya baru melakukannya keesokan harinya di Puskesmas Curup.
"Sebelum meninggal, dia sempat gelisah dan dari mulutnya mengeluarkan darah, serta keluar busa. Saya sempat nangis dan membersihkan busa yang keluar dari mulutnya. Setelah dua hari dirawat di rumah, dia meninggal dunia," kata Surasmi. ***4***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016