Mukomuko (Antara) - Seluas 150 hektare sawah petani dua desa di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, yang beralih fungsi menjadi perkebunan kelapa sawit karena tidak mendapatkan air dari irigasi teknis di daerah itu.

"Debit air irigasi yang mengalir ke sawah petani di desa Semundam dan pemekarannya Desa Mundam Maraf terlalu sedikit sehingga petani di desa itu mengalihfungsikan lahan persawahannya menjadi sawit," kata Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Mukomuko, Busra, di Mukomuko, Rabu.

Anggota DPRD Kabupaten Mukomuko yang berasal dari Desa Semundam itu menyebutkan, awalnya luas sawah petani di dua desa itu mencapai 400 hektare. Sekarang luasnya berkurang hanya seluas 250 hektare.

Ia mengatakan, kalau tidak ada solusi untuk meningkatkan debit air irigasi itu, semakin lama luas sawah di desa itu akan semakin berkurang menjadi sawit.

"Kini tanaman kelapa sawit seluas 150 hektare sudah panen," ujarnya.

Ia memperkirakan, debit air irigasi di dua desa kurang sejak ada wilayah Mukomuko C. Karena wilayah tersebut berada di hulu Sungai Batang Muar yang menjadi sumber air irigasi di desa itu.

Untuk itu, ia menyarankan, agar dibangun pompanisasi untuk menarik air sungai, lalu embung untuk tempat penampungan air irigasi sebelum air disalurkan ke sawah petani di desa tersebut.

Akan tetapi pengelolaan pompanisasi itu, katanya, harus pemerintah. Karena kelompok tani tidak mungkin sanggup mengeluarkanm biaya operasional mesin pompa tersebut.

"Seperti pompanisasi di Kecamatan Ipuh tidak berjalan karena manajemennya diserahkan ke kelompok tani. Sehingga mesin tidak berjalan karena biaya operasionalnya terlalu tinggi," ujarnya.

Kalau debit air irigasi besar mengalir ke sawah petani, ia pastikan, petani di desa itu mau mengalihfungsikan kebun sawit menjadi sawah. Dengan jaminan air mengalir ke lahannya.***3***

Pewarta: Ferri Arianto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016