Bengkulu (Antara) - Peternak sapi di Kelurahan Kebun Tebeng, Kota Bengkulu, memanfaatkan kotoran ternaknya untuk menghasilkan biogas yang digunakan untuk keperluan skala rumah tangga.
"Baru tiga bulan ini kami memanfaatkan kotoran sapi menjadi bahan baku biogas untuk keperluan memasak di rumah," kata Sadiman, peternak sapi di Kota Bengkulu, Kamis.
Sadiman yang memiliki puluhan ekor sapi di kandang belakang rumahnya mulai tertarik memanfaatkan kotoran ternak menjadi sumber energi karena harga gas elpiji yang terus mengalami kenaikan.
Selama ini, kotoran ternak itu dijual berbentuk kompos ke pengusaha tanaman hias dan petani sawit di pinggir Kota Bengkulu.
"Selama ini kotoran ternak dijual langsung ternyata setelah diolah menjadi biogas juga masih menghasilkan limbah yang bisa dijual," ujarnya.
Bermodal bantuan berupa tabung penampung kotoran ternak dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Bengkulu, ia mulai mengolah kotoran ternak menjadi biogas.
Setiap hari, Sadiman mengisi tanki penampungan kotoran ternak yang merupakan bahan baku biogas sebanyak enam gerobak sorong.
"Bantuan dari Badan Lingkungan Hidup itu berbahan plastik jadi kami ganti menjadi beton permanen sehingga lebih aman," ucapnya.
Saat ini, kata dia, baru dua rumah tangga yang menikmati bahan bakar biogas dari ternak sapi miliknya.
Ia sudah menawari warga di sekitar rumahnya untuk memanfaatkan gas tersebut, dengan syarat membeli sendiri selang untuk menyalurkan gas.***1***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016
"Baru tiga bulan ini kami memanfaatkan kotoran sapi menjadi bahan baku biogas untuk keperluan memasak di rumah," kata Sadiman, peternak sapi di Kota Bengkulu, Kamis.
Sadiman yang memiliki puluhan ekor sapi di kandang belakang rumahnya mulai tertarik memanfaatkan kotoran ternak menjadi sumber energi karena harga gas elpiji yang terus mengalami kenaikan.
Selama ini, kotoran ternak itu dijual berbentuk kompos ke pengusaha tanaman hias dan petani sawit di pinggir Kota Bengkulu.
"Selama ini kotoran ternak dijual langsung ternyata setelah diolah menjadi biogas juga masih menghasilkan limbah yang bisa dijual," ujarnya.
Bermodal bantuan berupa tabung penampung kotoran ternak dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Bengkulu, ia mulai mengolah kotoran ternak menjadi biogas.
Setiap hari, Sadiman mengisi tanki penampungan kotoran ternak yang merupakan bahan baku biogas sebanyak enam gerobak sorong.
"Bantuan dari Badan Lingkungan Hidup itu berbahan plastik jadi kami ganti menjadi beton permanen sehingga lebih aman," ucapnya.
Saat ini, kata dia, baru dua rumah tangga yang menikmati bahan bakar biogas dari ternak sapi miliknya.
Ia sudah menawari warga di sekitar rumahnya untuk memanfaatkan gas tersebut, dengan syarat membeli sendiri selang untuk menyalurkan gas.***1***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016