Mukomuko (Antara) - Warga di Desa Lubuk Sanai, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, meminta Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) menangkap buaya yang diduga sering memangsa ayam peliharaan mereka.
"Kami minta BKSDA segera menangkapnya. Jangan sampai ternak warga habis dimangsa buaya tersebut," kata warga Desa Lubuk Sanai Rusman di Mukomuko, Rabu.
Ia mengatakan, tidak hanya ayam warga di Desa Lubuk Sanai, Termasuk juga hewan ternak milik warga Desa Pelokan dan Pauh Terenja.
Karena pemukiman penduduk di tiga desa itu, sebutnya, berada di sepanjang aliran Sungai Manjuto tempat bersarang buaya.
"Warga tidak melihat langsung buaya memangsa ayam tetapi hanya menemukan bagian tubuh di sepanjang pinggir sungai tersebut," ujarnya.
Ia mengatakan, sejak ada buaya di sungai itu, warga yang sehari-hari bekerja menambang pasir di Sungai Air Manjuto tidak berani lagi ke sunga tersebut karena takut dimangsa buaya.
Selain itu, katanya, warga juga tidak berani lagi mandi, apalagi menambil air untuk kebutuhan sehari-hari di sungai tersebut. Termasuk memancing ikan.
"Sejak ada buaya, ekonomi warga yang bekerja sebagai penambang pasir menjadi berhenti. Banyak warga yang memilih tidak bekerja ketimbang mengambil risiko menjadi mangsa buaya," ujarnya.***4***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016
"Kami minta BKSDA segera menangkapnya. Jangan sampai ternak warga habis dimangsa buaya tersebut," kata warga Desa Lubuk Sanai Rusman di Mukomuko, Rabu.
Ia mengatakan, tidak hanya ayam warga di Desa Lubuk Sanai, Termasuk juga hewan ternak milik warga Desa Pelokan dan Pauh Terenja.
Karena pemukiman penduduk di tiga desa itu, sebutnya, berada di sepanjang aliran Sungai Manjuto tempat bersarang buaya.
"Warga tidak melihat langsung buaya memangsa ayam tetapi hanya menemukan bagian tubuh di sepanjang pinggir sungai tersebut," ujarnya.
Ia mengatakan, sejak ada buaya di sungai itu, warga yang sehari-hari bekerja menambang pasir di Sungai Air Manjuto tidak berani lagi ke sunga tersebut karena takut dimangsa buaya.
Selain itu, katanya, warga juga tidak berani lagi mandi, apalagi menambil air untuk kebutuhan sehari-hari di sungai tersebut. Termasuk memancing ikan.
"Sejak ada buaya, ekonomi warga yang bekerja sebagai penambang pasir menjadi berhenti. Banyak warga yang memilih tidak bekerja ketimbang mengambil risiko menjadi mangsa buaya," ujarnya.***4***
Editor : Musriadi
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016