Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Para petani sawah tadah hujan di Provinsi Bengkulu mengeluhkan produksi beras mereka pada musim tanam 2012 turun akibat serangan hama wereng.

Biasa setiap panen pada areal sawah 3/4 hektare miliknya mendapatkan beras 1,5 ton, namun kali ini turun drastis yaitu sekitar mendapat 600 kilogram beras, kata seorang petani sawah tada hujan di wilayah Air Sebakul, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu, Poniman, Senin.

Turunnya produksi beras itu, kata dia, selain akibat serangan hama juga akibat pengaruh musim penghujan kurang merata akhir-akhir ini, sehingga beberapa petak sawah gagal panen.

Tanaman padi yang gagal panen itu adalah jenis padi ketan seluas dua petak, seluruhnya hampa akibat serangan hama wereng saat masih mulai berbuah muda.

Sedangkan tanaman padi Ir 64 tetap menghasilkan meskipun kurang maksimal yaitu seluruhnya sekitar 600 kilogram, dengan produksi itu bisa mencukup makan dan belanja dapur sekitar tiga bulan ke depan, ujarnya.

Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bengkulu Tengah Durani mengatakan, akibat cuaca ekstrim selama 2012 maka banyak tanaman padi petani produksinya turun bahkan ada gagal sama sekali.

Bagi petani gagal panen total akan diusulkan untuk mendapatkan batunan dari pusat, disamping petani itu disarankan untuk menanam tanaman palawija dan lainnya, ujarnya.

Seorang pedagang beras di Pasar Panorama Indro mengatakan, pasokan beras dari petani lokal saat ini cendrung berkurang karena musim panen petani tidak merata.

Selain itu, kuliast beras di hasil petani sawah tadah hujan cukup memprihatinkan, disamping terlalu banyak patahan juga nasinya cukup keras, bila dibandingkan beras dari luar Bengkulu.

Untuk harga beras lokal tetap dijual Rp7.350 per kilogram dan beras sejenis dari Lampung dijual pedagang Rp7.500 per kilogram, sedangkan beras jenis super hanya diminati kalangan menengah keatas.(Z005)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012