Kementerian Kesehatan Sudan mencatat jumlah korban tewas akibat banjir dan hujan telah meningkat menjadi 205 orang serta kematian akibat kolera mencapai 185 orang.
Kementerian tersebut dalam sebuah laporan pada Minggu (8/9) menyampaikan bahwa selain korban tewas, sebanyak 886 orang lainnya luka-luka akibat banjir dan hujan.
Selain itu, lebih dari 26.000 rumah rusak seluruhnya, sementara 33.000 rumah rusak sebagian akibat banjir dan hujan di negara tersebut yang sudah berlangsung sejak Juni.
Sebelumnya pada hari yang sama, Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) mengumumkan bahwa lebih dari 172.000 warga Sudan terpaksa mengungsi akibat banjir dan hujan di 15 dari 18 negara bagian sejak Juni.
Sudan juga mencatatkan 268 kasus kolera baru termasuk 6 kematian di negara bagian Kassala, Sungai Nil, dan Gedarif.
Hal itu membuat jumlah total kasus kolera di tujuh negara bagian yang terkena dampak menjadi 5.692, termasuk 185 kematian.
Pada 12 Agustus, pihak berwenang menyatakan kolera sebagai epidemi di negara tersebut.
Peningkatan kasus kolera yang menyerang Sudan terjadi di tengah konflik yang berlangsung sejak April 2023 akibat pertempuran tentara dan kelompok paramiliter Pasukan Pendukung Cepat (RSF).
Menurut data PBB pada Agustus, lebih dari 18.800 orang telah meninggal dalam konflik tersebut. Sekitar 10 juta orang telah mengungsi dan lebih dari 25 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Sumber : Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024