Kota Bengkulu (ANTARA) - Warga Palestina di Jalur Gaza menyuarakan skeptisisme bahwa hasil pemilihan presiden Amerika Serikat akan membawa perubahan bagi situasi mereka. Wilayah tersebut terus mengalami penderitaan akibat serangan Israel yang tak kunjung berhenti sejak 7 Oktober 2023.
Pada Rabu, sejumlah media internasional memberitakan kemenangan Donald Trump atas Kamala Harris. Trump merupakan representasi dari Partai Repubilk sementara Harris Partai Demokrat. Dua partai utama di Negeri Paman Sam tersebut memiliki pengaruh kuat atas nasib rakyat Palestina karena sering mempengaruhi kebijakan luar negeri Amerika di Timur Tengah.
Dilaporkan oleh Anadolu pada Rabu (5/11), banyak warga Palestina percaya bahwa siapapun yang menang, dukungan AS terhadap Israel akan tetap kokoh. Warga Palestina mengutarakan keputusasaan bahwa presiden AS yang baru akan mampu menghentikan kekerasan yang mereka sebut sebagai genosida Israel di Gaza, yang telah berlangsung lebih dari setahun.
Jurnalis lokal, Abdullah Mikdad, mengatakan kepada Anadolu bahwa warga Palestina tidak berharap adanya perubahan dalam sikap AS terhadap Israel, baik jika Gedung Putih dipimpin oleh Donald Trump atau Kamala Harris.
Baca juga: AS desak Israel perbaiki Gaza atau kehilangan bantuan militer
Baca juga: APT Rose Blackpink - Bruno Mars yang viral diboikot netizen. Karena pro-Israel?
"Yang kami butuhkan adalah presiden AS berikutnya datang dengan visi untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina serta bekerja serius menerapkan solusi dua negara," ungkap Mikdad.
Khalid Abu Wafa, warga Gaza lainnya, menambahkan bahwa tidak ada harapan perubahan signifikan, siapapun yang terpilih. "Kami lelah. Kami berharap serangan ini segera berakhir," ujarnya.
Donald Trump menang, warga Palestina tetap menderita: Penduduk Gaza ragukan pemilu AS redakan genosida Israel
Rabu, 6 November 2024 14:54 WIB 435