Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) membidik Provinsi Bali sebagai tuan rumah Piala Dunia Panjat Tebing 2025 karena salah satunya didukung aksesibilitas yang memadai.
“Supaya jangan di Jakarta terus nanti gantian, setelah Bali kemudian daerah lain,” kata Ketua Umum FPTI Yenny Wahid di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, Senin.
Menurut dia, akses berupa bandara internasional menjadi salah satu syarat yang diminta oleh federasi internasional agar memudahkan akses para atlet dunia.
Meski begitu, ia menekankan kesiapan daerah terkait sarana dan prasarana utamanya fasilitas tebing.
“Kami mau mendorong untuk ke Bali sehingga pasti dibutuhkan fasilitas, sarana prasarana. Nah ini Mei tahun depan masih ada waktu untuk mau membuat fasilitas, persiapan dan lainnya,” imbuhnya.
Ia pun berharap besar Bali menjadi tuan rumah ajang bergengsi tersebut mengingat Pulai Dewata melahirkan atlet yakni Desak Made Rita Kusuma Dewi yang tembus Olimpiade Paris 2024.
“Sayang sekali kalau Bali sebagai provinsi yang melahirkan atlet unggulan ini malah tidak punya fasilitas panjat tebing yang layak,” ucapnya.
Yenny berharap fasilitas panjat tebing di Bali perlu diperbaiki agar sesuai standar internasional.
Nantinya diharapkan Bali menjadi destinasi wisata olahraga khususnya olahraga panjat tebing karena pihaknya sudah melakukan bidding (pengajuan) ke federasi internasional dan sudah dapat hak untuk menyelenggarakan kejuaraan internasional,” katanya.
Meski federasi internasional, lanjut dia, menginginkan ajang itu digelar di Jakarta namun FPTI mengharapkan tempat kejuaraan bisa diadakan di daerah lain.
Tak hanya Bali, daerah lain yang diharapkan juga sebagai tuan rumah kejuaraan dunia panjat tebing di antaranya Kalimantan Barat karena merupakan daerah asal atlet panjat tebing peraih medali emas Olimpiade Paris 2024, Veddriq Leonardo.
“Nanti Bali, Kalimantan Barat, Jawa Timur, Banten itu atletnya sudah kesana (Olimpiade),” ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024
“Supaya jangan di Jakarta terus nanti gantian, setelah Bali kemudian daerah lain,” kata Ketua Umum FPTI Yenny Wahid di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, Senin.
Menurut dia, akses berupa bandara internasional menjadi salah satu syarat yang diminta oleh federasi internasional agar memudahkan akses para atlet dunia.
Meski begitu, ia menekankan kesiapan daerah terkait sarana dan prasarana utamanya fasilitas tebing.
“Kami mau mendorong untuk ke Bali sehingga pasti dibutuhkan fasilitas, sarana prasarana. Nah ini Mei tahun depan masih ada waktu untuk mau membuat fasilitas, persiapan dan lainnya,” imbuhnya.
Ia pun berharap besar Bali menjadi tuan rumah ajang bergengsi tersebut mengingat Pulai Dewata melahirkan atlet yakni Desak Made Rita Kusuma Dewi yang tembus Olimpiade Paris 2024.
“Sayang sekali kalau Bali sebagai provinsi yang melahirkan atlet unggulan ini malah tidak punya fasilitas panjat tebing yang layak,” ucapnya.
Yenny berharap fasilitas panjat tebing di Bali perlu diperbaiki agar sesuai standar internasional.
Nantinya diharapkan Bali menjadi destinasi wisata olahraga khususnya olahraga panjat tebing karena pihaknya sudah melakukan bidding (pengajuan) ke federasi internasional dan sudah dapat hak untuk menyelenggarakan kejuaraan internasional,” katanya.
Meski federasi internasional, lanjut dia, menginginkan ajang itu digelar di Jakarta namun FPTI mengharapkan tempat kejuaraan bisa diadakan di daerah lain.
Tak hanya Bali, daerah lain yang diharapkan juga sebagai tuan rumah kejuaraan dunia panjat tebing di antaranya Kalimantan Barat karena merupakan daerah asal atlet panjat tebing peraih medali emas Olimpiade Paris 2024, Veddriq Leonardo.
“Nanti Bali, Kalimantan Barat, Jawa Timur, Banten itu atletnya sudah kesana (Olimpiade),” ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024