Bengkulu (Antara) - Yayasan Ulayat Bengkulu membina puluhan petani kopi di Kabupaten Bengkulu Tengah dan Kabupaten Kaur untuk meningkatkan produktivitas dengan program intensifikasi kopi melalui peremajaan tanaman, sistem pemanenan hingga pemasaran.

Direktur Yayasan Ulayat Bengkulu Martian di Bengkulu, Rabu mengatakan intervensi yang dilakukan dalam program intensifikasi tanaman kopi mulai dari peremajaan, yakni mengganti batang atas tanaman dengan sistem sambung.

"Usia tanaman kopi antara 10 sampai 15 tahun sehingga perlu diremajakan untuk meningkatkan produktivitasnya," katanya.

Ia menjelaskan ada 40 petani yang akan dibina dalam program itu, yakni di Desa Rindu Hati, Kecamatan Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah, dan Desa Naga Rantai, Kecamatan Padang Guci Hulu, Kabupaten Kaur.

Peremajaan tanaman di Desa Rindu Hati seluas 40 hektare melibatkan 20 petani kopi. Petani diberikan pengetahuan tentang cara memilih batang atas yang baik, cara menyambung tanaman kopi serta perawatan tanaman.

Sebab, selama ini petani di wilayah itu masih menggunakan bibit lokal, bergantung pada herbisida dan pestisida serta banyak menggunakan pupuk kimia.

Sistem sambung batang atas dan perawatan yang baik diharapkan dapat meningkatkan produktivitas tanaman kopi robusta yang dibudidayakan petani, dari selama ini menghasilkan satu hingga 1,5 ton per hektare menjadi dua hingga 2,5 ton per hektare.

Selain sistem budi daya, kegiatan yang didanai lewat program "Tropical Forest Conservation Action" (TFCA) Sumatera atau disebut juga Aksi Pelestarian Hutan Tropis Sumatera juga mengintervensi sistem panen dan pascapanen serta pemasaran kopi.

"Selama ini petani kopi memetik buah merah, kuning dan hijau saat panen, sehingga mempengaruhi kualitas dan harga kopi," katanya.

Selain itu, sistem jemur yang tidak memadai yakni menyerakkan buah kopi di atas tanah hingga jalan raya membuat kualitas biji kopi yang dihasilkan sangat rendah.

Untuk mendapatkan biji kopi berkualitas, petani akan diberi pengetahuan tentang sistem panen yang memenuhi standar yakni petik buah merah selektif dan penjemuran menggunakan terpal.

"Khusus untuk pemasaran sudah kami jajaki dengan mengirim contoh biji kopi ke berbagai pemasok dalam daerah hingga ke luar kota," katanya.

Melalui program menurut dia, pendapatan petani kopi di wilayah itu meningkat dan dapat disalurkan ke daerah lain, sebab sembilan dari 10 wilayah kabupaten dan kota di daerah ini berpotensi untuk pengembangan komoditas kopi.***3***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016