Kolaborasi antar-pemangku kepentingan menjadi kunci utama dalam mempercepat pengembangan energi panas bumi di Indonesia. PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) terus memperkuat kolaborasi strategis dengan berbagai mitra dan pemangku kepentingan di ajang Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2024.

Direktur Utama PGE, Julfi Hadi, menyampaikan keberhasilan pengembangan energi panas bumi sangat bergantung pada sinergi dan inovasi teknologi.

"PGE berkomitmen untuk terus bersinergi dengan berbagai pihak. Melalui kolaborasi dan pemanfaatan teknologi terkini, kita dapat memaksimalkan potensi energi panas bumi di Indonesia serta berkontribusi pada upaya global menuju energi bersih dan ramah lingkungan," ujar Julfi.

Pada hari pertama IIGCE 2024 (18/9), PGE menandatangani dua kerja sama strategis, yaitu Consortium Agreement of Co-generation Cooperation antara PGE dan PT PLN Indonesia Power. Kerja sama ini bertujuan meningkatkan kapasitas beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) PGE melalui proses co-generation, dengan potensi penambahan kapasitas mencapai 230 MW.

Tahap awal kerja sama ini akan menambah kapasitas 45 MW di PLTP Lahendong Binary Unit (15 MW) dan PLTP Ulubelu Binary Unit (30 MW), dengan investasi senilai USD 165 juta.

Nota Kesepahaman (MoU) antara PGE dengan Geothermal Development Company (GDC) dari Kenya, terkait pengembangan Lapangan Panas Bumi Suswa, dengan potensi kapasitas mencapai 100 MW.

Pada hari kedua IIGCE 2024 (19/9), PGE menandatangani beberapa kerja sama penting lainnya, di antaranya Joint Development Agreement (JDA) antara PGE, PT Elnusa Tbk, dan Multifab untuk pengembangan dan manufaktur komponen heat exchanger.

JDA antara PGE dan PT Pertamina Maintenance and Construction untuk jasa operasi dan pemeliharaan. JDA antara PGE dan PT PGAS Solution Tbk terkait jasa rekayasa, pengadaan, konstruksi, dan commissioning (EPCC) sektor panas bumi.

Perjanjian lisensi teknologi Flow2Max antara PGE dan PT Sigma Cipta Utama untuk memantau kinerja sumur panas bumi secara real time, guna meningkatkan efisiensi pengelolaan reservoir.

MoU antara PGE dan Star Energy Geothermal untuk kerja sama layanan laboratorium.

Kerja sama antara PGE dan PT Aimtopindo Nuansa Kimia terkait pengembangan H2S Abatement pada emisi Non-Condensable Gases (NCG) dan CO2 liquefaction.

Selain menciptakan sinergi antar-pemangku kepentingan, PGE juga menandatangani Letter of Understanding (LoU) dengan Universitas Pertamina dan University of Auckland untuk peningkatan kapasitas sumber daya manusia di sektor panas bumi.

"Kolaborasi ini bukan hanya untuk mempercepat pengembangan energi panas bumi, tetapi juga untuk menciptakan sumber pendapatan baru serta memperkuat peran PGE dalam ekosistem panas bumi di luar ketenagalistrikan," tambah Julfi Hadi.

Sebagai penutup, Julfi menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menghadapi tantangan dan mencapai target net zero emission pada 2060.

Pewarta: Admin

Editor : Anom Prihantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024