Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mengevakuasi buaya yang sempat meresahkan warga karena masuk dalam kebun sawit di wilayah Desa Teramang, Kecamatan Teramang Jaya. 
 
Kepala BKSDA Resor Mukomuko Damin saat dihubungi dari Mukomuko, Jumat mengatakan, pihaknya melakukan evakuasi buaya tersebut bersama personel Polsek Teramang Jaya, Pondok Suguh, Babinsa Teramang Jaya, dan masyarakat peduli penyu.
 
"Kami melihat nilai-nilai kemungkinan terpaksa harus kita evakuasi karena berada di pemukiman warga atau jauh dari sungai, jadi kami melakukan langkah evakuasi," katanya.
 
Ia mengatakan, pihaknya mengevakuasi buaya tersebut menggunakan kendaraan Polsek Polsek Pondok Suguh ke Pos KSDA Air Hitam karena BKSDA Resor Mukomuko tidak ada kendaraan operasional double cabin.
 
Sementara ini, katanya, buaya berada di Pos KSDA Air Hitam sambil menunggu Rescue BKSDA Bengkulu, dan dari Tim Rescue BKSDA akan melakukan pemeriksaan kesehatan buaya tersebut.
 
Untuk langkah-langkah selanjutnya, ia mengatakan, pihaknya belum dapat memastikan apakah buaya itu dilepas liar atau bagaimana, namun yang jelas penanganan BKSDA Bengkulu.
 
Buaya tersebut sepanjang 4,30 meter dan berjenis kelamin betina berdasarkan analisa foto buaya yang dilakukan oleh BKSDA Bengkulu yang di Lampung.
 
"Informasi awal memang enam meter karena kami belum ada mengukurnya, setelah kami ukur panjang buaya di Pos Air Hitam panjangnya 4,30 meter," ujarnya.
 
Dalam melakukan evakuasi buaya tersebut ada juga insiden di jalan di mana kendaraan mobil operasional pecah ditubruk buaya yang ngamuk di jalan karena buaya banting di bak belakang kena kaca.
 
Ia mengatakan, sekarang ini warga di wilayah setempat sudah merasa aman, tidak lagi khawatir terhadap buaya di kebun kelapa sawit.
 
Kendati demikian, katanya, warga harus tetap waspada selalu karena warga setempat hidup di habitat buaya di dekat sungai karena muara dekat laut ada buaya.
 
Ia mengatakan belum mengetahui penyebab buaya masuk kebun kelapa sawit selama tiga hari terakhir, apakah kalah dari kelompok, atau mau mencari habitat lain.

Pewarta: Ferri Aryanto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024