Sedikitnya 13 orang tewas pada Sabtu (5/10) pagi dalam serangkaian pengeboman Israel ke pinggiran selatan Beirut dan Lembah Bekaa di Lebanon timur, serta kota-kota di Lebanon selatan.

Menurut kantor berita resmi Lebanon, tentara Israel melancarkan 12 serangan udara ke pinggiran selatan Beirut, dan menargetkan beberapa daerah penting.

Kantor berita itu memastikan satu orang tewas dalam serangan Israel ke sebuah rumah di lingkungan Saad Nayel.

Selain itu, direktur Al-Abrar School juga tewas dalam serangan udara yang menargetkan kediamannya di Lembah Rashaya, Kota Al-Rafid.

Menurut kantor berita tersebut, seorang perempuan juga meninggal karena luka-lukanya setelah mengalami cedera akibat serangan udara di Kota Ain di Bekaa utara pada Jumat (4/10).

Mereka menyatakan bahwa almarhumah "bekerja untuk Palang Merah Lebanon," tetapi organisasi tersebut tidak mengeluarkan pernyataan.

Dua pemuda juga tewas dalam serangan udara Israel yang menargetkan sebuah mobil di daerah Marj Harouf di Provinsi Nabatieh di Lebanon selatan, kata media tersebut.

Serangan Israel juga menyasar sepeda motor dengan peluru kendali, tetapi pengendaranya berhasil menyelamatkan diri, tambah mereka.

Empat orang lainnya tewas dan beberapa lainnya luka-luka dalam serangan udara Israel di kota timur Zawtar dan Majdal Selm di Nabatieh, Lebanon selatan, menurut laporan kantor berita itu juga.

Secara terpisah, Pertahanan Sipil Lebanon melaporkan bahwa empat jenazah dan satu orang luka-luka ditarik dari reruntuhan menyusul serangan udara Israel ke sebuah rumah di Kota Joya, Distrik Tyre, di Lebanon selatan.

Serangan udara tersebut terjadi pada Sabtu pagi, dan menargetkan sebuah area permukiman sehingga menyebabkan runtuhnya bangunan dan menjebak warga sipil di dalamnya.

Sementara itu, seorang koresponden Anadolu melaporkan bahwa pasukan Israel melakukan serangan udara gencar lainnya pada Sabtu pagi, menargetkan daerah di dekat Burj al-Barajneh di pinggiran selatan Beirut.

Namun, belum diperoleh rincian tentang jumlah korban jiwa atau kerusakan akibat pengeboman besar-besaran Israel di daerah itu.

Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas batas sejak dimulainya perang Israel di Gaza, yang menewaskan lebih dari 41.800 orang, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, menyusul serangan dari kelompok Hamas Palestina pada Oktober tahun lalu.

Sedikitnya 2.011 orang sejak saat itu telah tewas, lebih dari 9.500 orang luka-luka, dan 1,2 juta lainnya mengungsi, menurut pihak berwenang di Lebanon.

Masyarakat internasional telah memperingatkan bahwa serangan Israel di Lebanon dapat meningkat konflik Gaza menjadi perang regional yang lebih luas.

Sumber: Anadolu

 

Pewarta: Katriana

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024