Mukomuko (Antara) - Pejabat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menyebutkan sebanyak 3.670 orang siswa SD/MI di daerah itu yang mengikuti ujian akhir sekolah (UAS) di daerah.
"Sebanyak 3.679 orang peserta UAS tahun ini, tetapi yang ikut UAS hari ini sebanyak 3.670 orang. Ribuan siswa itu tersebar di 135 SD/MI di daerah itu," kata Ketua Panitia UAS Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mukomuko Suryono, di Mukomuko, Senin.
Suryono yang juga kabid SD itu menjelaskan, sebanyak sembilan orang siswa yang tidak ikut UAS karena "Drop Out" (DO). Mayoritas siswa SD/MI ini DO karena orang tuanya pindah kerja dari daerah itu.
Mayoritas siswa DO ini, sebutnya, anak karyawan perusahaan perseroan terbatas. Mereka ini penduduk musiman di daerah itu.
Sedangkan SD/MI yang menginduk saat ujian, sebutnya, sebanyak tujuh sekolah yang belum terakreditasi. Sekolah yang belum terakreditasi tersebut masih baru.
"Bukan karena jumlahnya pesertanya kurang dari sebanyak 20 orang dalam satu ruangan, tetapi sekolah itu belum terakreditasi. Sekolah itu bisa saja menyelenggara ujian meskipun jumlah siswanya kurang dari 20 orang," ujarnya.
Terkait dengan kekurangan sekira 20 lembar jawaban komputer (LJK) di daerah itu, ia mengatakan, sudah bisa diatasi dengan cara mengambil LJK cadangan di sekolah terdekat.
Ia mengaku, awalnya kekurangan LJK itu ditanggulangi dengan cara di fotokopi. Tetapi tidak jadi karena ada LJK cadangan di sekolah lain.***4***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016
"Sebanyak 3.679 orang peserta UAS tahun ini, tetapi yang ikut UAS hari ini sebanyak 3.670 orang. Ribuan siswa itu tersebar di 135 SD/MI di daerah itu," kata Ketua Panitia UAS Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mukomuko Suryono, di Mukomuko, Senin.
Suryono yang juga kabid SD itu menjelaskan, sebanyak sembilan orang siswa yang tidak ikut UAS karena "Drop Out" (DO). Mayoritas siswa SD/MI ini DO karena orang tuanya pindah kerja dari daerah itu.
Mayoritas siswa DO ini, sebutnya, anak karyawan perusahaan perseroan terbatas. Mereka ini penduduk musiman di daerah itu.
Sedangkan SD/MI yang menginduk saat ujian, sebutnya, sebanyak tujuh sekolah yang belum terakreditasi. Sekolah yang belum terakreditasi tersebut masih baru.
"Bukan karena jumlahnya pesertanya kurang dari sebanyak 20 orang dalam satu ruangan, tetapi sekolah itu belum terakreditasi. Sekolah itu bisa saja menyelenggara ujian meskipun jumlah siswanya kurang dari 20 orang," ujarnya.
Terkait dengan kekurangan sekira 20 lembar jawaban komputer (LJK) di daerah itu, ia mengatakan, sudah bisa diatasi dengan cara mengambil LJK cadangan di sekolah terdekat.
Ia mengaku, awalnya kekurangan LJK itu ditanggulangi dengan cara di fotokopi. Tetapi tidak jadi karena ada LJK cadangan di sekolah lain.***4***
Editor : Musriadi
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016