Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara yang bertanggung jawab atas urusan Rusia, Kim Jong Gyu, merespons berita tentang pengerahan pasukan Korut untuk membantu perang Rusia menghadapi Ukraina.
Menurut Kim, rumor pengiriman pasukan Korut ke Rusia itu merupakan upaya media dunia untuk "membangun opini publik".
Dia pun menegaskan bahwa Kementerian Luar Negeri DPRK—nama resmi Korut—tidak terlibat langsung dalam urusan Kementerian Pertahanan Nasional, dan tidak merasa perlu untuk mengonfirmasinya secara terpisah.
"Jika memang ada hal seperti itu yang dibicarakan oleh media dunia, saya kira (pengiriman pasukan) itu adalah tindakan yang sesuai dengan peraturan hukum internasional," ujar Kim pada Jumat (25/10).
"Jelas akan ada 'kekuatan' yang ingin menggambarkannya sebagai tindakan ilegal, menurut saya," katanya, menambahkan.
Komentar resmi pertama Pyongyang tentang pengiriman pasukan itu muncul setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menolak untuk membantah laporan tersebut, dengan mengatakan bahwa itu adalah "urusan kami sendiri."
Korea Selatan dan Amerika Serikat sebelumnya mengklaim bahwa Korut mengirim sekitar 3.000 tentara ke Rusia timur, yang mungkin dikerahkan dalam perang melawan Ukraina.
Pada Jumat, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan laporan intelijen menunjukkan Rusia diperkirakan akan mengerahkan gelombang pertama tentara Korut di zona pertempuran paling cepat pada Minggu (27/10) atau Senin (28/10).
Sumber: KCNA-OANA
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024
Menurut Kim, rumor pengiriman pasukan Korut ke Rusia itu merupakan upaya media dunia untuk "membangun opini publik".
Dia pun menegaskan bahwa Kementerian Luar Negeri DPRK—nama resmi Korut—tidak terlibat langsung dalam urusan Kementerian Pertahanan Nasional, dan tidak merasa perlu untuk mengonfirmasinya secara terpisah.
"Jika memang ada hal seperti itu yang dibicarakan oleh media dunia, saya kira (pengiriman pasukan) itu adalah tindakan yang sesuai dengan peraturan hukum internasional," ujar Kim pada Jumat (25/10).
"Jelas akan ada 'kekuatan' yang ingin menggambarkannya sebagai tindakan ilegal, menurut saya," katanya, menambahkan.
Komentar resmi pertama Pyongyang tentang pengiriman pasukan itu muncul setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menolak untuk membantah laporan tersebut, dengan mengatakan bahwa itu adalah "urusan kami sendiri."
Korea Selatan dan Amerika Serikat sebelumnya mengklaim bahwa Korut mengirim sekitar 3.000 tentara ke Rusia timur, yang mungkin dikerahkan dalam perang melawan Ukraina.
Pada Jumat, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan laporan intelijen menunjukkan Rusia diperkirakan akan mengerahkan gelombang pertama tentara Korut di zona pertempuran paling cepat pada Minggu (27/10) atau Senin (28/10).
Sumber: KCNA-OANA
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024