Seoul (ANTARA) - Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan pada Kamis mengatakan setidaknya 100 tentara Korea Utara yang dikirim ke Rusia untuk bertempur di Ukraina tewas dan 1.000 lainnya terluka, menurut seorang anggota parlemen.
Dalam pengarahan tertutup kepada komite intelijen parlemen, NIS juga mengatakan bahwa militer Rusia mengeluhkan bahwa pasukan Korea Utara kekurangan kemampuan untuk merespons drone dan sebagian besar dimobilisasi sebagai pasukan penyerang garis depan.
Sekitar 11.000 tentara Korea Utara yang dikerahkan di wilayah Kursk mulai digerakkan ke pertempuran sebenarnya pada Januari dan Februari, menurut NIS.
Badan intelijen itu juga mengatakan telah mendeteksi tanda-tanda bahwa pemimpin Korea Utara Kim Jong-un sedang mempersiapkan untuk melatih pasukan operasi khusus yang akan dikirim tambahan ke Ukraina.
Sebelumnya, Kantor Berita Korea Selatan, Yonhap melaporkan bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah membagikan video yang ia klaim menunjukkan seorang tentara Rusia membakar tubuh tentara Korea Utara yang tewas dalam pertempuran melawan Ukraina.
Zelenskyy yang membuat klaim tersebut dalam sebuah video yang diunggah di media sosial pada Selasa (17/12) mengatakan tindakan tersebut bertujuan untuk menyembunyikan keberadaan pasukan Korea Utara yang bertempur bersama Rusia.
Video berdurasi 30 detik itu menampilkan rekaman yang tampak seperti mayat yang terbakar sebagian dengan tulisan terjemahan bahasa Inggris "Rusia berusaha menyembunyikan wajah-wajah tentara Korea Utara bahkan setelah kematian.
Video tersebut juga memperlihatkan close-up seorang tentara yang diduga berasal dari Korea Utara dan rekaman lainnya yang menunjukkan seorang tentara dengan wajah Asia berkata "Tidak, tidak" ke arah kamera.
Terdengar juga suara dari balik kamera yang mengatakan "Katakan padanya untuk memakai masker. Pakai masker itu."
Sumber : Yonhap