Islamabad (Antara/Xinhua-OANA) - Pakistan pada Ahad (22/5) mengkonfirmasi dua orang tewas dalam serangan pesawat tanpa awak milik AS di daerah terpencilnya di sepanjang perbatasan Pakistan-Afghanistan, tapi masih ragu mengenai kematian pemimpin Taliban Afghanistan Mullah Mansoor.

Satu pernyataan yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Luar Negeri Pakistan mengatakan Amerika Serikat memberitahu Perdana Menteri Pakistan dan Kepala Staf Angkatan Darat Pakistan mengenai serangan "drone" tersebut pada Sabtu malam. Sebelumnya serangan dilancarkan di Pakistan di dekat daerah perbatasan Pakistan-Afghanistan.

Pernyataan itu mengkonfirmasi dua orang tewas dalam serangan tersebut, namun, tidak mengatakan apakah kedua orang yang tewas tersebut meliputi Mullah Mansoor.

"Pada Sabtu larut malam, 21 Mei 2016, Amerika Serikat memberi informasi bahwa serangan pesawat tanpa awak dilancarkan di Pakistan di dekat daerah perbatasan Pakistan-Afghanistan. Dalam serangan itu, pemimpin Taliban Afghanistan Mullah Akhtar Mansoor dilaporkan menjadi sasaran," kata pernyataan tersebut.

Seorang pengemudi yang disebutkan bernama Muhammad Azam dan seorang pria bernama Wali Muhammad tewas dalam serangan itu, kata pernyataan tersebut, sebagaimana diberitakan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin siang. Ditambahkannya, identitas pengemudi itu telah dikonfirmasi dan jenazahnya telah diambil oleh keluarganya sedangkan identitas jenazah kedua masih diabsahkan.

Menurut pernyataan tersebut, pria itu bernama Wali Muhammad dan membawa paspor Pakistan serta kartu tanda pengenal yang memperlihatkan ia adalah warga Qilla Abdullah, kabupaten di Provinsi Balochistan --tempat AS melancarkan serangan itu.

Ia memasuki Pakistan dari Iran melalui Kota Perbatasan Taftan pada Sabtu dengan membawa visa sah Iran di paspornya. Ia melakukan perjalanan dengan naik kendaraan yang disewa dari satu perusahaan angkutan di Taftan. Kendaraan itu ditemukan hancur di Kochaki di sepanjang perbatasan Pakistan-Afghanistan, kata pernyataan tersebut.

Tak lama setelah pernyataan itu dikeluarkan oleh Kantor Urusan Luar Negeri Pakistan, media setempat mengutip keterangan Menteri Dalam Negeri Pakistan --yang mengatakan Wali Muhammad adalah nama palsu. Dan Kementerian tersebut, katanya, telah membentuk tim lima-anggota untuk menyelidiki masalah dari mana ia mendapat paspor palsu itu.

Media lokal menyiarkan gambar lelaki tersebut, yang membawa paspor palsu, memiliki kemiripan dengan Mullah Mansoor.

Menurut laporan media setempat, Pemerintah Pakistan menghadapi kesulitan untuk memperoleh contoh DNA dari seseorang dari keluarga Mullah Mansoor untuk mengidentifikasi jenazah Wali Muhammad. Segera setelah contoh DNA keluarga Mullah Mansoor diperoleh, pemeriksaan akan dilakukan di Islamabad atau di Karachi.

Di dalam pernyataan itu, Kantor Urusan Luar Negeri Pakistan juga memprotes serangan pesawat tanpa awak milik AS di wilayahnya sebab itu telah melanggar kedaulatan Pakistan.

Kantor Urusan Luar Negeri Pakistan juga menyeru Taliban agar menghentikan kekerasan dan bergabung dalam pembicaraan perdamaian.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016