Bengkulu (Antara) - Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut Bengkulu, Letkol Laut (P) Nizar Khadafi mengatakan areal tambak kepiting milik petani di Kelurahan Padang Serai Kota Bengkulu berpotensi dijadikan lokasi wisata edukasi tentang perikanan budi daya, khususnya bidang pesisir.

"Bisa diarahkan menjadi wisata edukasi bagi anak-anak tentang budi daya kepiting, wisata sekaligus belajar," kata Danlanal saat menghadiri panen raya kepiting di tambak petani di Kelurahan Padang Serai, Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu, Selasa.

Menurut dia, wisata pesisir menjadi salah satu strategi untuk mengembangkan potensi kemaritiman Bengkulu.

Termasuk keberadaan para petambak kepiting di areal 300 hektare di kelurahan itu perlu didukung semua pihak mulai dari dukungan bibit, cara budi daya hinga pemasaran.

"Bengkulu punya potensi besar untuk mengembangkan kepiting bakau, minimal memenuhi kebutuhan lokal yang ternyata masih dipasok dari daerah tetangga," ucapnya.

Terkait edukasi, ia mengharapkan pengembangan budi daya kepiting di sekitar ekosistem mangrove itu dapat berkelanjutan dengan cara menjaga habitat mangrove yang tersisa.

Apalagi petambak kepiting sangat bergantung pada bibit yang dibeli dari petani yang menjadi anak kepiting bakau di areal mangrove yang masih ada di pesisir Bengkulu itu.

"Wisata kuliner juga bisa dikembangkan di wilayah itu asalkan semua pihak mau bekerja sama, terutama dinas terkait," tuturnya.

Kepala Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Bengkulu Dedy Arif yang juga turut dalam panen raya itu mengatakan salah satu bahan edukasi adalah tentang larangan penangkapan kepiting berbobot di bawah 200 gram.

"Wisata edukasi selain mengenal mangrove dan manfaatnya bagi kelestarian kepiting bakau, juga tentang larangan penangkapan kepiting yang sedang bertelur dan bobot di bawah 200 gram," ujar Dedy.

Ia mengatakan, Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 1 Tahun 2015 tentang Penangkapan Lobster, Kepiting dan Rajungan sudah disosialisasikan hingga ke pelajar yang berada di pesisir Kota Bengkulu.

Petambak kepiting bakau, Abddulah mengatakan bersedia bila tambak miliknya dijadikan lokasi wisata edukasi, namun dari sisi fasilitas belum memadai.

"Tanggul yang dilalui harus aman untuk dilalui anak-anak dan kalau mengelola sendiri kami belum sanggup," tambahnya.

Ia mengatakan kepiting yang dipanen di tambak miliknya minimal bobot 300 gram yang dipasok ke pasar swalayan, rumah makan dan hotel di Kota Bengkulu.***1***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016